Kota Di Atas Tebing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dadang Lesmana|11083|PAPUA BARAT|26

Kota Di Atas Tebing

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Rabu, 30 Mar 2011 10:55 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Bandara Torea Fakfak.
Pembangunan pelabuhan dan dermaga, serta perluasan daratan bagi peningkatan sarana transportasi.
Rasanya hanya sedikit saja jalan mendatar di Kota Fakfak. Kota yang terletak di lereng bukit ini di dominasi jalan menanjak dan menurun.
Plasa, begitu mereka menyebut Pasar Tumburuni yang terletak di pusat kota.
Kota Di Atas Tebing
Kota Di Atas Tebing
Kota Di Atas Tebing
Kota Di Atas Tebing
Jakarta - Pesawat dari Sorong berkapasitas 48 tempat duduk yang hanya ditumpangi oleh tak lebih dari 20 orang penumpang membawa kami ke Fakfak. Kota kecil di ujung barat Semenanjung Bomerai, Papua Barat. Pesawat yang terbang relatif rendah itu membuat kami dapat dengan jelas melihat pemandangan di bawahnya; laut, pantai, pulau-pulau, liku-liku sungai, teluk dan tanjung di wilayah 'kepala burung'. Terlebih karena jumlah penumpang yang sedikit, kami dapat dengan bebas berpindah-pindah kursi dan memilih jendela untuk menikmati panorama dari atas.

Β 

Setelah hampir satu jam terbang, kami pun tiba di Bandara Torea, Fakfak. Sederhana, namun tetap ramah. Dan yang kami suka, di bandara itu kami dapat 'berkeliaran' kemana saja untuk berfoto atau sekedar melihat-lihat, tanpa larangan ini-itu. Tidak seketat aturan di bandara-bandara lain, bahkan bandara kota Fakfak seakan tak memiliki pagar pembatas.

Β 

Pusat Kota Fakfak terletak tak jauh dari Bandara Torea. hanya memakan waktu 15 menit berkendara, kamipun tiba di Kota Batu, julukan bagi Kota Fakfak karena kontur tanahnya yang berbukit-bukit dan berbatu. Pusat kota Fakfak berupa teluk yang menghadap ke Barat dan di kelilingi oleh bukit. Sebuah pemandangan kota yang menarik. Dari puncak bukit yang mengelilingi kota, kita dapat memandang seluruh bagian kota dan laut di depannya. Jalan yang berliku serta menanjak dan menurun, bangunan-bangunan yang seakan menempel di dinding bukit menjadi pemandangan yang khas Kota Fakfak.

Β 

Pengemudi mobil yang kami sewa untuk menjelajahi Kota Fakfak mengantarkan kami ke sebuah hotel sederhana milik Pak Umar, seorang pensiunan PT. Freeport yang kini memimpin Persatuan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia wilayah Fakfak. Kedatangan kamipun diterima dengan baik. Bahkan melalui Pak Umarlah kami banyak memperoleh informasi dan referensi mengenai tempat-tempat wisata di Kota Fakfak.

Β 

Seperti kebanyakan bangunan-bangunan lain di Fakfak, hotel tempat kami menginap pun berada di tebing. Dari balkon belakang hotel kami dapat melihat pemandangan teluk dan pasar tumburuni. Panorama yang menarik terutama di sore hari ketika matahari mulai condong ke Barat, ke arah teluk dan Pulau Panjang. Hotel dengan suasana rumah itu benar-benar membuat kami serasa tinggal di Fakfak. Terlebih karena Pak Umar dan semua karyawannya memperlakukan kami sebagai keluarga.

Β 

Ada suasana yang membuat kami kagum. Ketika malam hari dan kami mencoba mencicipi makan malam di salah satu rumah makan yang menjual makanan laut di tepian teluk. Pemandangan ke arah bukit dipenuhi oleh lampu-lampu dari rumah penduduk. Yang apabila dilihat dari seberang teluk, akan terlihat lebih indah oleh bayangan lampu-lampu itu di permukaan air laut yang tenang.

Β 

Tak terasa, waktupun berlalu begitu cepat. Bercerita sambil menikmati suasana Kota Fakfak di malam hari adalah pengalaman yang menyenangkan. Sambil menerka-nerka lampu mana yang berasal dari hotel tempat kami menginap. Hmmm...

Β 

Fakfak, 12 Oktober 2010

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads