saat berpetualang ke kalbar mau tidak mau saya harus makan ikan. Daerah jelajahan kami yang di seputaran danau dan sungai menyajikan berbagai macam olahan ikan. Kalau tidak mau ikan, saya harus makan apa?
Demi agar tidak sakit saya pun rela makan ikan-ikan tersebut. Apalagi kata pemandu, ikan-ikan yang ada di sini belum tentu ada di daerah lain. Dan kalau sudah di kota harga ikan tersebut bisa ratusan ribu perkilo. Saya jadi lebih bersemangat mencobanya.
"Kalau di tempat lain ikan itu enak karena bumbunya, kalau di sini enak
karena rasa ikannya," kata Bang Radin, guide kami yang lain, ketika saya
menungguinya membakar ikan di Meliau. Dan malam itu saya mengakui bahwa
telah makan sampai dua porsi dengan lauk ikan, lalu agak malamnya lagi saya masih ngemil sebuah ikan bakar yang dicocol sambal. Nikmat benar hidup di daerah tanpa sinyal tapi ditemani macam-macam ikan. Sampai mabok rasanya.
Memang benar kami mabok ikan. Sejak hari kedua di rumah penduduk sampai hari kedelapan setelah pulang dari hutan kami masih saja makan ikan. Mabok ikan. Tapi beruntunglah kami bisa makan ikan gratis karena di sini harga ikan jauh lebih mahal daripada harga ikan. Saya setuju jika Kalimantan Barat, provinsi seribu sungai ini, dijuluki sebagai surga para ikan.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!