D'TRAVELERS STORIES
Ah, Seandainya Bisa Nonton Lagi Suasana Tanding Glasgow Rangers di Ibrox Stadium
Udara dingin mulai merasuk ke wilayah Scotland di pertengahan musim gugur yang cerah, dibawa angin dari Samudra Atlantik. Namun hari itu, beberapa bulan sebelum pandemi Corona melanda dunia, ribuan pendukung Glasgow Rangers justru gegap gempita di Ibrox Stadium. Para pemain legendaris klub sepakbola kebanggaan mereka akan menjamu bintang-bintang legendaris dari klub kota pelabuhan Liverpool, termasuk sang pelatih sendiri: Steven Gerrard.
Pertandingan charity antara Glasgow Rangers Legends vs Liverpool Legends itu dijadwalkan pukul 3 sore. Namun satu jam sebelumnya, massa masih memadati St Enoch Subway Station di pusat kota Glasgow. Naik subway/kereta bawah tanah memang cara yang paling mudah untuk mencapai markas klub bernama asli Rangers FC yang berada di kawasan Edmiston Drive-Glasgow, karena harga tiket pulang pergi hanya £3,3 dengan waktu tempuh sekitar 10 menit saja.
Sambil mengantre tiket subway tujuan Ibrox station, massa supporter Rangers menyanyikan yel-yel klub mereka dengan penuh semangat. Kakek, nenek, bapak, ibu, anak muda hingga balita, semua ingin ikut menjadi bagian dari gelombang kebahagiaan ini. Sementara itu, semakin mendekati waktu kick-off, pendukung masing-masing tim telah berdatangan dan memasuki pintu gerbang Ibrox stadium sesuai nomor tempat duduk yang tertera di tiket pertandingan seharga £15.
Ibrox Stadium memiliki halaman dan lapangan parkir yang luas. Sebagian bangunannya didominasi bata merah memberikan kesan klasik dan sederhana, walau ada juga bagian yang lebih modern. Riuh rendah keramaian supporter berbaur dengan para pedagang yang menawarkan beragam souvenir masing-masing klub, mulai dari scarf, topi, kupluk, sampai gelang.
Beberapa polisi berkuda besar terlihat hilir mudik mengatur ketertiban massa seraya memantau situasi keamanan. Kursi-kursi sederhana di dalam stadion yang berkapasitas hampir 51.000 nyaris terisi penuh, menggambarkan antusiasme warga Glasgow dan sekitarnya untuk menyaksikan pertandingan ini. Meski hanya friendly match, namun hal ini sama sekali tak menyurutkan semangat para penggila bola.
Sambil menunggu permainan dimulai, penonton dihibur dengan diputarnya lagu-lagu kebangsaan Rangers FC. Seisi stadion ikut bernyanyi gembira sambil bertepuk tangan. Siapapun yang berada di sana pasti akan larut dalam atmosfer keceriaan itu. Ketika akhirnya para pemain mulai memasuki lapangan dan diperkenalkan oleh announcer, penonton kembali ramai memberi tepukan tangan dan suitan dukungan kepada idolanya.
Di kubu tuan rumah ada nama-nama seperti Kris Boyd, Richard Gough, dan Marvin Andrews. Sedangkan Liverpool legends bertabur bintang-bintang Premier League pada jamannya seperti Luis Garcia, Dirk Kuyt, Patrik Berger, serta penjaga gawang Jerzy Dudek. Terlebih ketika Steven Gerrard yang berkostum Liverpool berjalan ke tengah lapangan, pendukung Rangers ribut mencemoohnya dengan teriakan "boo!".
Maklum saja karena Gerrard kini telah menjadi pelatih Glasgow Rangers. Pertandingan baru berjalan beberapa menit ketika The Gers mendapat hadiah penalti. Sayang Kris Boyd yang bertugas sebagai eksekutor gagal mencetak gol. Bahkan di menit ke 8 justru The Reds yang terlebih dahulu mengisi papan skor melalui tandukan kepala Luis Garcia, skor 1-0 untuk Liverpool.
Selang 9 menit kemudian giliran Patrik Berger yang berhasil membobol gawang Rangers, dan membawa tim tamu unggul 2-0. Tuan rumah baru bisa mencetak gol di menit ke 25 setelah sepakan menyusur tanah Kris Boyd tak mampu dihalau Dudek, kedudukan 2-1 Liverpool memimpin. Hanya semenit setelah itu The Reds melalui Emile Heskey kembali menyarangkan bola ke gawang Ronald Wattereus. Jarak skor kedua tim kian lebar.
Namun di menit ke 28, Peter Lovenkrands berhasil mempersembahkan gol hiburan untuk para supporter Rangers, tuan rumah memperkecil ketinggalan menjadi 2-3. Sepanjang pertandingan, pendukung Rangers tak henti menyuarakan dukungan kepada klub kesayangan mereka. Celetukan-celetukan lucu juga tak jarang dilemparkan Bapak-Bapak, anak muda, bahkan anak-anak dalam mengomentari jalannya pertandingan, yang disambut gelak tawa penonton lainnya.
Setiap kali Gerrard menggiring atau menendang bola, setiap kali itu pula pendukung Rangers menyoraki "boo!" kepada mantan kapten Liverpool itu. Kejutan terjadi di babak kedua, tepatnya di menit ke 74 di mana Gerrard ditarik ke luar lapangan digantikan David Thompson. Padahal terlihat jelas kualitas Gerrard masih sangat menonjol sebagai seorang kapten, dengan taktik dan strategi brilian serta stamina yang prima. Tetapi di menit ke 81 sorak sorai pendukung Rangers menggema di seantero stadion ketika Gerrard kembali ke lapangan dengan memakai seragam biru Glasgow Rangers.
Teriakan "boo!" untuknya telah hilang, berganti dengan seruan semangat untuk menjebol gawang Liverpool. Sayang hingga peluit panjang berbunyi, tak ada lagi gol yang tercipta, Liverpool Legends menang 3-2. Meski para pemainnya sudah tak muda lagi, namun permainan yang disajikan kedua tim tetap seru dan menghibur. Dan yang tak kalah mengagumkan adalah kekompakan, kekeluargaan, serta keramahan para pendukung Rangers yang membuat seluruh penonton merasa menjadi bagian dari keluarga besar klub yang tahun depan genap berusia 150 tahun.
Sebuah rasa yang mampu menghangatkan hati di tengah dinginnya udara Glasgow sore hari itu.