Tak jauh dari Jakarta, traveler bisa trekking asyik di Puncak Halimun. Tempatnya sejuk, dapat banyak bonus berupa pemandangan cantik.
Puncak Halimun yang ini mungkin kurang dikenal. Padahal di sekitarnya adalah tempat wisata yang sudah cukup ramai atau tersohor di kalangan peminat wisata di pegunungan yang tidak jauh dari Jakarta.
Sebut saja Rawa Gede, Curug Ciherang, Pondok Pemburu, Cisadon dan lain-lainnya. Ya, jalur offroad lama nan klasik dari Sentul - Pondok Pemburu, Cisadon hingga Rawa Gede memang cukup terkenal oleh komunitas Motor trail, Sepeda Gunung atau pun penyuka Trail Run.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk hanya sekedar wisata bersama keluarga jalan-jalan ringan ke spot-spot wisata alam atau hanya sekedar menginap dan menikmati dinginnya hawa gunung pun sudah banyak pilihan penginapan di daerah antara Sentul dan Puncak Dua ini.
Lalu dimanakah persisnya Puncak Halimun ini? Kurang lebih tempatnya di-antara Cisadon dan Rawa Gede. Dari daerah yang disebut kampung BaBan atau Babakan Banten di dekat bukit Pakuan adalah tepat yang paling ideal untuk melakukan Pendakian atau jika terlalu terkesan berat tidak ada salahnya kita sebut saja trekking gunung.
Baca juga: Katanya Curug Ini Bisa Bikin Jatuh Cinta |
Berolah-kebugaran dengan dengan trekking di jalur yang masih sangat alami kita banyak sekali mendapatkan bonus. Dengan variasi ketinggian dari 1200 mdpl hingga 1650 mdpl jelas kita mendapat kesempatan untuk ber-cardio sport, paru-paru kita secara otomatis berolahraga dengan optimum pada saat nanjak, dan disaat bersaman kita menghirup oksigen bersih di hutan pegunungan yang jauh dari polusi.
Trek hutan di sekitar puncak Halimun ini lumayan jarang dilalui pendatang, paling-paling yang melintasi jalur ini adalah penduduk kampung terdekat untuk mencari kayu atau memanen jamur liar untuk dikonsumsi atau dijual jika mendapatkan banyak panen dari berkah hutan alamnya yang tidak setiap waktu ada. Namun jalur ini dapat juga tersambung dengan trek jalan Bendi yang juga indah menuju Paseban ke puncak-puncak lainnya.
Nah bonus kekinian yang kita dapatkan tentunya pemandangan kita dapat ber swa foto ria dengan view yang tidak umum. Kebetulan foto yang penulis tampilkan dalah spot yang masih baru, setidaknya kata penduduk yang menemani penulis trekking. Dari puncak-puncak didaerah ini kita bisa memandang lepas arah lembah Bekasi, Karawang hingga Jatiluhur.
Dan di puncak yang lainnya kita bisa melihat puncak gunung Gede Pangrango. Kalau menurut penulis, bonus yang paling tidak ternilai adalah kesempatan kita untuk menikmati alam dengan suasana hutannya yang masih sangat alami, oksigen bersih, udara anyes, jauh dari kebisingan bahkan suara kendaraan bermotor pun tidak terdengar di jalur punggungan yang menghubungkan beberapa puncak di daerah ini.
Baca juga: Curug Love, Grand Canyon Mini Ala Bogor |
Hutan indah dengan bau alam, suara kicauan atau decit-burung liar, suara alam dari aneka jenis belalang membuatsymphoni yangmenyejukan mood kita. Tapi tidak menutup kemungkinan juga alam memberi sedikit kenakalan kepada kita, contohnyapacet yang merambat di badan dan kemudianmem-vampiri darah kita.
Sebenarnya tidak berbahaya namun sudah pasti membuat geli - geli menakutkan. Begitupun juluran rotan hutan yang durinya menyapa baju atau terkadang sedikit menyayat kulit kita. Banyak nya macam tumbuhan yang bentuknya indah, rasanya ingin mengambil dan menanamnya di pot untuk jadi koleksi langka di rumah.
Adakah kontak untuk dapat menemani jika ingin trekking di sekitar puncak Halimun? Mudah saja tinggal dicari di Google Maps yaitu Telaga Pakuan atau langsung ke Kampung Babakan Banten mencari pak Hendrik yang semua penduduknya kenal, dijamin dengan ramah akan dijamu kopi Arabika ataupun Robusta hasil kebunnya sendiri karena daerah ini termasuk sentra penghasil kopi.
Semoga tulisan ini bermanfaat, jangan lupa bawa sampah anda kembali jika dari hutan. SALAM LESTARI.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!