Tak hanya candi Borobudur dan Candi Prambanan, Jawa tengah memiliki banyak situs candi yang memiliki nilai sejarah salah satunya adalah situs Candi Cetho.
Berdasarkan relief dan coraknya, candi ini memiliki keterkaitan dengan agama Hindu. Oleh karenanya para penganut agama Hindu menjadikan candi ini menjadi salah satu tempat beribadah.
Candi ini diperkirakan oleh peneliti dibangun pada abad ke 15 Masehi yakni pada masa kerajaan Majapahit. Candi cetho sebelumnya telah mengalami beberapa kali renovasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemukan candi ini memiliki 14 tingkat. Namun setelah direnovasi, kini hanya terdiri dari 9 rundak yang bertingkat yang berisi petilasan, arca dan taman-taman.
Candi cheto terletak di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah. Untuk menuju lokasi candi ini pengunjung disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi baik dengan menggunakan mobil atau motor.
Jarak yang ditempuh untuk sampai ke lokasi ini sekitar 3 hingga 4 jam perjalanan dari kota Solo. Namun jika pengunjung ingin menggunakan tranpsortasi umum pengunjung bisa menggunakan bus dengan jurusan Solo-Tawangmangu yang bisa dijumpai dari terminal Tirtonadi dan berhenti di terminal Karangpandan.
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki angkot menuju terminal Kemuning. Terakhir ketika sampai di terminal Kemuning pengunjung perlu menaiki ojek. Tak lama akan sampai di lokasi situs candi Cetho.
Perjalanan menggunakan transportasi umum memang cukup rumit karena harus beberapa kali menaiki kendaraan namun selama perjalanan pengunjung tidak akan merasa kecewa karena Candi ini berada di kaki Gunung Lawu sehingga sepanjang jalan menuju candi pengunjung akan dimanjakan dengan pemadangan alam seperti perkebunan teh, bukit, bahkan, pemandangan air terjun.
Pada saat pintu masuk, pengunjung akan disambut oleh sebuah candi besar yang disebut sebagai candi bentar yang merupakan arca penjaga pintu masuk sekaligus sebagai akses menuju halaman kedua, yang merupakan sebuah taman.
Lokasi ini biasanya menjadi spot yang paling banyak digunakan untuk berfoto oleh para pengunjung. Lalu pengunjung akan disambut oleh susuanan bebatuan yang berada dipermukaan tanah yang memiliki bentuk seperti kura-kura raksasa yang memiliki makna sebgai symbol penciptaan alam semesta dan beberapa arca yang menyerupai bentuk hewan seperti katak, belangkas, dan kepiting.
Selain itu dihadapan batu kura-kura besar terdapat sebuah batu panjang yang menyerupai alat kelamin pria atau disebut phallus yang menjadi symbol awal penciptaan manusia.
Tingkat berikutnya, pengunjung akan mendapati dua batu berjajar dengan relief yang menonjol konon katanya relief ini menggambarkan sebuah kisah dimasa lampau batu tersebut akan membawa pengunjung pada candi sukuh yang berada di tingkat selanjutnya.
Candi ini merupakan pusat upacara ruwatan bagi para umat Hindu. Lalu pada dua tingkat terakhir pengunjung akan menjumpai pendopo-pendopo yang digunakan dalam berbagai kegiatan keagamaan juga terdapat dua arca yang cukup terkenal yaitu arca Sabdopalon dan Nayagenggong.
Pada aras ke Sembilan yang merupakan aras terakhir terdapat sebuah bangunan yang tertutup dan merupakan tempat beribadah untuk membersihkan diri saat akan melakukan upacara patirtan.
Selain itu tak jauh dari kompleks candi cetho yakni terletak disebelah timur laut terdapat sebuah candi yang benerama candi Kera atau masyarakat sering menyembutnya candi Kethek.
Harga tiket menuju candi cetho ini cukup terjangkau yakni pengunjung hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp10.000 rupiah saja. Selain itu, pengunjung akan diberikan sebuah kain selendang bercorak kotak-kotak dengan warna hitam putih yang harus digunakan pengunjung selama berada di dalam candi.
Meski candi ini diperuntukan bagi penganut agama Hindu namun para wisatawan muslim tak perlu khawatir karena pengelola telah menyediakan musala dan toilet yang terdapat di luar candi yakni sebelum pintu masuk.
Selain itu di kawasan candi ini pun terdapat restoran dan warung-warung yang banyak menjajakan berbagai makanan. Tentunya pengunjung tak perlu khawatir jika merasa lapar.
Pengelola pun telah menyediakan lahan parkir yang luas untuk menyimpan kendaraan para pengunjung. Candi Cheto dibuka setiap hari dari pukul 07.00 hingga pukul 17.00.
Hanya saja sejak adanya pandemi candi cheto ini tutup lebih awal yakni sekitar pukul 15.00 pengelola sudah menutup lokasi candi.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!