Danau Satonda menawarkan fenomena alam yang unik dan tidak ada di tempat lainnya. Selain itu, ada pula kisah kutukan putri cantik yang menyelimuti danau ini.
"Tidak ada wanita yang anggun dan cantik dalam satu waktu. Jika ia cantik maka ia tidak anggun, jika ia anggun maka ia tidak cantik". Sebait kutukan yang dilontarkan Dae Mingga, putri Raja Sanggar kepada kaum wanita, agar nasibnya tidak sama seperti dirinya yang harus dikorbankan.
Diasingkan karena keanggunan dan kecantikannya diperebutkan banyak pria dan memicu peperangan tanpa akhir. Ngilu membayangkan putri cantik tanpa dosa harus terasing di sebuah pulau dan mengakiri hidup dengan menenggelamkan diri dalam danau. Karena kesepian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tersebutlah danau kutukan, danau terlarang, danau Satonda. Tepatnya berada di Desa Nangamiro Sumbawa Besar. Danau ini terbentuk dari letusan Gunung Tambora 1815 yang menyebabkan Tsunami sehingga membuat air danau Satonda yang dulunya tawar menjadi asin.
Begitulah danau ini tercipta. Danau Satonda adalah danau air asin yang ada di atas gunung. Bahkan kadar asin danau ini masih menjadi misteri. Banyak ilmuwan yang menelitinya dan menyatakan bahwa biota di dalam danau ini mirip dengan ekosistem pada zaman purba.
Sebagai pelancong, cerita seperti itu pastinya membuat penasaran dan membuat segera ingin melangkahkan kaki menyusurinya. Untuk sampai di pulau Satonda memerlukan perjalanan yang panjang jika dilakukan dari luar pulau Lombok.
Misalkan perjalanan dilakukan via udara, setelah mendarat di Bandara Udara Sultan Muhammad Kaharruddin III yang berada di pulau Sumbawa Besar, memerlukan perjalanan darat selama 8 jam menuju desa Nangamiro di kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu.
Namun jika mendarat di Bandara Udara Sultan Muhammad Salahuddin di Bima, perjalanan perjalanan darat ditempuh selama 5 jam. Perjalanan darat selama itu tidak akan berasa bosan karena disuguhi lanskap pulau Sumbawa yang luar biasa menganggumkan. Apalagi selama perjalanan ini, kita juga akan melewati Kawasan Tamana Nasional Gunung Tambora, padang Savana Doro Ncanga, dan bukit Sarae Nduha.
Setelah sampai di pelabuhan Desa Nangamio, perjalanan ke pulau Satonda dilanjutkan dengan sewa boat. Perjalanan dengan boat memerlukan waktu 1 jam melintasi laut lepas menuju pulau Satonda. Pulau tanpa penghuni manusia, yang di dalamnya ada danau air asin Satonda.
Ada satu alternatif lain yaitu via laut, melalui trip Labuan Bajo yang startnya dari Lombok atau sewa boat dari Sumbawa yang harganya tentu lebih mahal. Pada masa sebelum pandemi ada penginapan di pulau Satonda. Tetapi setelah pandemi agak kurang terawat, ditambah tidak tersedianya air tawar di pulau Satonda.
Baca juga: Uniknya Si Mungil Satonda |
Tipsnya perjalanan one day trip tanpa menginap, dengan membawa bekal sendiri dari pulau Sumbawa, tapi jangan lupa membawa kembali sampahnya.
Pulau Satonda sangat indah, dermaga penyambutannya menghadirkan panorama yang tidak main-main. Aktivitas yang bisa dilakukan di pulau Satonda adalah mendaki gunung, snorkling dan diving di pantainya dan jangan lupa bersantai mensyukuri nikmatnya hidup.
Adalagi yang menarik di pulau Satonda yaitu keberadaan "pohon harapan". Pohon harapan adalah pohon tempat wisatawan menggantung batu yang mewakili harapan dan doa yang dipercaya bisa terkabul. Pohon Kalibuda namanya.
Letaknya di tepi danau Satonda, di dekat tempat parkir perahu yang sudah tidak terpakai. Kegiatan yang dilarang dilakukan di pulau Satonda adalah berenang di danau air asin, apalagi menenggelamkan diri di sana.
Dilarang juga merusak alam di Satonda dan dilarang menginggalkan kenangan mantan di sana, kasihan sang putri yang sudah berat bebannya menanggung kesendirian.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum