Sebenarnya di Provinsi Banten banyak terdapat pantai yang indah, namun perlu usaha yang lebih untuk menemukan yang benar-benar indah, seperti Pantai Bugle Camara. Untuk mencapai lokasi ini dari Cilegon mengarah ke selatan melalui pesisir barat dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Sedangkan jika berangkat dari Jakarta memakan waktu hingga 6 jam. Menurut informasi yang saya dapatkan, nantinya tol dari Serang ke Panimbang akan beroperasi tahun 2024, sehingga dapat memangkas waktu jadi 3 jam saja.
Selama perjalanan, kita akan disuguhi pemandangan pantai yang cantik dan melewati percabangan Tanjung Lesung. Tapi untuk menuju Pantai Bugle Cemara kita harus lebih cermat, karena tak ada papan penunjuk yang jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya sebuah papan kecil yang tergantung tepat di pintu gerbangnya di sebelah kanan jalan. Jangan sampai terlewat ya, karena jika terlewat bisa sampai jauh hingga ke Ujung Kulon.
Tarif masuk campingnya untuk mobil sebesar Rp 100.000, sedangkan motor Rp 50.000. Memang terkesan mahal, tapi jika mobil terisi penumpang penuh hitungannya akan lebih murah.
Setelah masuk gerbang, kita akan melewati bangunan yang terbengkalai, kemudian masuk hutan dengan jalan tanah yang berbatu. Dari gerbang ke pantainya ditempuh selama 15 menit.
Sesampainya di area pantai, kita akan dibuat tercengang dengan hamparan rumput yang luas seperti karpet dan langsung berbatasan dengan pantai. Menurut cerita yang beredar, dulunya tempat ini adalah lapangan golf Mega Camara miliknya Soedomo, petinggi militer zaman Orde Baru. Bisa dibilang ini adalah salah satu lapangan golf terbaik pada masa itu.
Ada banyak aktivitas yang bisa kita lakukan di sini selain berenang di pantai, yaitu memancing di telaga, bermain bola, memasak, bahkan jika niat bisa bermain golf namun harus mencari sendiri di mana bekas lubangnya.
Untuk fasilitas, sayangnya di sini kurang memadai. Nampak ada beberapa warung dan bilik toilet yang dibuat seadanya. Jadi jika camping di sini sebaiknya bawa air tawar sendiri untuk bilas dan memasak.
Suasana hening nan damai akan kita dapatkan saat camping pada tengah pekan. Tak ada pengunjung lain saat itu. Yang ada hanya suara serangga, deburan ombak, dan kerlip lampu perahu nelayan dari kejauhan.
Keesokan paginya cobalah eksplorasi ke pantai di sebelah selatan. Dari kejauhan terlihat garis pantai dengan pohon kelapa yang berjejer rapi. Untuk menuju ke sana bisa berjalan kaki melewati sebuah sungai yang kecil. Sensasi berbagai macam petualangan bersama keluarga akan kita dapatkan di sini. Tapi jangan sampai meninggalkan sampahnya ya.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!