Payakumbuh tak hanya dikenal sebagai kota rendang. Kota ini juga punya keindahan alami yang siap dijelajahi para pehobi gowes sepeda. Dijamin seru banget!
Ancaman cuaca panas ekstrem dalam beberapa bulan terakhir sebagai dampak fenomena El Nino, rupanya tak menyurutkan semangat dari ribuan goweser yang sejak selepas subuh sudah memadati lapangan parkir objek wisata Ngalau Indah di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, pada Minggu pagi (4/6).
Event bertajuk Gowes Silaturrahmi Adventure 2 yang digelar itu merupakan seri ke 2, setelah setahun sebelumnya acara serupa pertama kali digelar oleh Asosiasi Sepeda Rekreasi Indonesia (ASRI) Kota Payakumbuh di tahun 2022, yang ketika itu sekaligus sebagai launching pendirian organisasi peminat gowes di 'Kota Rendang' itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan pegiat sepeda yang datang memenuhi undangan event yang rencananya akan digelar secara rutin tiap tahunnya, diantaranya berasal dari berbagai komunitas sepeda kabupaten/kota di Sumatera Barat, bahkan dari luar provinsi seperti Riau dan Jambi.
Tak tanggung-tanggung, peserta dari wilayah yang cukup jauh seperti Kota Batam dan Kota Dumai tampak hadir. Tak mau ketinggalan peserta individu yang merupakan penghobi olahraga bersepeda, baik warga lokal maupun warga wilayah sekitar pun berpartisipasi memeriahkan hajatan ini.
Trek alam di Tanjung Haro Sikabu-kabu yang merupakan nagari di kawasan kaki Gunung Sago, sebuah daerah perbatasan antara Kota Payakumbuh dengan Kabupaten 50 Kota, merupakan sajian utama yang dipersembahkan oleh panitia perhelatan untuk menjamu para tamunya yang tampak sudah tak sabar untuk melibas tantangan yang diberikan.
Benar saja, tatkala bendera start dikibarkan oleh Pj. Walikota Payakumbuh Rida Ananda di gerbang start, ribuan partisipan mengalir deras seperti air bah yang dibuka sumbatnya, memacu kayuhan pedal mengarah ke kawasan kaki Gunung Sago dengan melalui titik-titik check poin yang telah ditetapkan.
Trek yang disuguhkan kali ini didominasi oleh jalur tanah (offroad) yang sedikit licin karena hujan turun semalam, meski sesekali juga menapak di jalan beraspal, naik turun bukit di pinggang gunung yang teduh dan hijau.
Tanjakan terjal dan sesekali turunan tajam, memicu adrenalin peserta yang berjalan beriringan. Ribuan sepeda keluar masuk jalan kampung yang diselingi dengan panorama ladang jagung, kebun kakao dan kopi, serta sawah-sawah yang bertingkat-tingkat khas alam pegunungan.
Jalur alami yang ditingkahi dengan suara desiran sungai yang mengalir deras di bawahnya, menjadi tontonan dan hiburan tersendiri bagi para petani dan peladang yang sedang bekerja.
Kekhawatiran sebelumnya akan ancaman sengatan cuaca panas terik, ternyata juga tidak terjadi. Udara sejak pagi cenderung teduh, sejuk dan sedikit berkabut, ditambahi dengan hembusan angin sepoi-sepoi khas pegunungan, membuat stamina para goweser tetap prima dan terjaga hingga titik finish.
Gelak tawa dan obrolan ringan sepanjang perjalanan mewarnai keceriaan dan keakraban bersama antar komunitas yang hadir. Tak peduli tua muda, beragam daerah asal dan latar belakang profesi yang berbeda, namun kesamaan hobi membuat betul-betul mampu merekat silaturahmi antara sesama pecinta olahaga sepeda, persis seperti tujuan dari diselenggarakannya event ini sendiri.
Walaupun peluh bercucuran, kaki terus mengayuh berpacu menuju tempat perhentian. Matahari terus meninggi, jarak tempuh yang semakin jauh tak terasa karena larut dalam kebahagiaan. Waktu makan siang sudah menjelang, semoga saja jatah ransum kali ini dengan lauk rendang.
Serunya bersepeda di Payakumbuh, The City of Rendang!
-------
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa mengirimkan artikel perjalanan Anda melalui tautan ini.
Dapatkan hadiah menarik untuk pengirim artikel yang beruntung!
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?