Tari topeng Betawi merupakan pertunjukan kesenian tradisional masyarakat Betawi. Biasanya tarian ini dibawa bersamaan dengan musik, nyanyian, bebodoran (lawak), dan lakon (drama).
Menurut Ensiklopedia Jakarta Disparbud Pemprov DKI Jakarta, pada awal kemunculan, masyarakat Betawi mengenal tari topeng ini melalui pertunjukan mengamen keliling kampung oleh para seniman.
Dipercaya tarian topeng Betawi bisa menjauhkan diri dari mara bahaya atau petaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, pertunjukan tari topeng Betawi tidak dilakukan di atas panggung, tetapi hanya di tanah biasa dengan properti lampu minyak bercabang tiga dan gerobak kostum yang diletakkan di tengah arena.
Memasuki tahun 1970-an, tarian ini dilakukan di atas panggung dengan properti sebuah meja dan dua buah kursi. Pertunjukannya pun diiringi dengan tabuhan seperti, rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek dan gong buyung.
Umumnya pertunjukan tari topeng Betawi terbagi menjadi beberapa segmen. Diawali dengan permainan musik instrumentalia yang disebut "tetalu" kemudian penampilan kangaji, yaitu tarian dasar bagi anak-anak yang ingin belajar tari topeng Betawi.
Namun ada pula yang dimainkan dengan musik dari rekaman dan penari topeng tunggal. Penari perempuan menggunakan kebaya dan kain batik Betawi yang dilengkapi dengan penutup dada (toka-toka), ikat pinggang logam (pending), selendang (kewer), penutup perut (amprang), dan penutup panggul (andong).
Penari topeng Betawi tunggal dilengkapi tiga buah topeng yang dikenakan dengan menggigit pegangan topeng di bagian belakang agar topeng menempel di wajah.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol