Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil

Malik Ibnu Zaman - detikTravel
Jumat, 26 Jan 2024 12:51 WIB
loading...
Malik Ibnu Zaman
Foto tulisan Brouwer.
Foto Bandung di malam hari.
Jalan Asia Afrika.
Stasiun Bandung.
Gedung Sate.
Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil
Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil
Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil
Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil
Menelusuri Jalan Asia Afrika Bandung, Sarapannya Lontong Kikil
Jakarta -

Sudah lama saya tidak berkunjung ke Kota Bandung, terakhir kali lima tahun silam. Maka tatkala ada ajakan salah seorang rekan untuk meliput kegiatan di Kota Kembang, saya langsung mengiyakan.

Hari Jumat, 3 November 2023 kami berangkat dari Stasiun Gambir pukul 06.30 WIB menggunakan Kereta Api Argo Parahyangan. Sepanjang perjalanan, baik saya maupun teman saya tertidur, saking lelahnya beraktivitas.

Cukup disayangkan, padahal kita bisa menikmati pemandangan cantik sepanjang Gunung Priangan Barat. Jam 09.45 kami sampai di Stasiun Kota Bandung, berbekal Google Maps kami berjalan kaki menuju lokasi kegiatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi sebelum itu kami menikmati lontong kikil terlebih dahulu. Menelusuri jalanan Bandung, mengingatkan kembali ingatan saya berkunjung ke Kota Bandung lima tahun silam.

Kebetulan lokasi kegiatan melewati Jalan Masjid Raya Bandung dan Jalan Asia Afrika. Saya pun mengambil beberapa gambar, salah satunya di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jalan Asia Afrika.

ADVERTISEMENT

Pada dinding betonnya terdapat kata yang populer, yakni "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum", sebuah ungkapan yang ditulis oleh M.A.W Brouwer.

Selain itu, terdapat kata yang ditulis oleh Pidi Baiq yakni "Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi".

Malam, selesai meliput kegiatan, kami pun kembali menelusuri jalan yang kami lalui di siang harinya. Tampak JPO Jalan Asia Afrika ramai sekali, banyak wisatawan yang berswafoto.

Kemudian banyak fotografer yang menawarkan jasanya, untuk satu kali foto dihargai Rp 10.000. Kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat kawan kami bekerja.

Saya pun menginap di situ, sementara kawan saya pulang ke Tasikmalaya. Sementara saya pulang ke Jakarta besok sore. Keesokan harinya, sebelum ke stasiun, saya memutuskan untuk terlebih dahulu ke Gedung Sate.

Dari Gedung Sate, lalu saya ke Stasiun guna kembali ke Jakarta. Kembali saya naik Kereta Api Argo Parahyangan, berangkat dari Stasiun Kota Bandung pukul 18.50 WIB sampai Stasiun Gambir pukul 21.30 WIB

Sepanjang perjalanan hujan lebat, begitu juga ketika sampai di Stasiun Gambir, hal ini yang membuat saya menunggu lama.

Hide Ads