Saya tiba di Antwerp, Belgia, tepat ketika langit senja tengah menebarkan gradasi warna jingganya yang meriah. Momen itu melatarbelakangi bangunan tua bergaya arsitektur abad pertengahan yang seakan-akan muncul dari buku cerita.
Bentuk bangunan itu sangat khas, tipikal bangunan kastil atau istana yang biasanya menjadi ilustrasi dalam buku cerita anak-anak.
Het Steen atau Benteng Batu yang saya kunjungi sore itu memang bangunan tertua di Antwerp dan menjadi satu-satunya benteng abad pertengahan yang masih tersisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibangun untuk melindungi kota dari serangan Viking sekaligus membentengi kastil Antwerp yang pernah menjadi istana.
Meskipun sebagian besar bangunan Het Steen telah dihancurkan untuk membuat dermaga dan memperluas pelabuhan, namun masih terlihat sisa-siaa kemegahannya di masa lalu.
Pada masanya, di balik benteng batu Het Steen terdapat banyak bangunan penting, mulai dari pengadilan, gereja, rumah-rumah bangsawan, tempat penyimpanan kayu, hingga Vismarkt atau pasar ikan.
Pada tahun 1303 hingga 1823, bangunan tersebut pernah digunakan sebagai penjara, kemudian dialihfungsikan sebagai rumah bagi tentara penyandang cacat.
Het Steen kembali berubah fungsi menjadi museum arkeologi pada tahun 1890, kemudian berubah lagi menjadi Museum Bahari Nasional.
Pada tahun 2018, dengan menghabiskan dana sekitar 35,5 juta euro, Het steen direstorasi menjadi pusat informasi bagi pariwisata Kota Antwerp, di mana pengunjung dan penduduk dapat mengetahui lebih banyak tentang sejarah dan identitas kota itu.
Sayangnya, ketika saya tiba di sana, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore waktu setempat, di luar jam operasionalnya, sehingga pusat informasi itu sudah tidak melayani pengunjung.
Namun saya masih bisa mendapatkan brosur berisi informasi sejarah Kota Antwerp.
Untuk mengobati kekecewaan, saya menaiki menara ke teras atapnya dan menikmati senja. Pemandangan Sungai Scheldt dari tempat itu sangat menawan dalam gradasi langit jingga keunguan dan lalu lalangnya kapal pesiar.
Karena hari mulai gelap, saya memutuskan mengakhiri petualangan dan bergabung kembali bersama rombongan yang tengah menikmati makan malam, tanpa sempat melihat patung di atas lengkungan pintu masuk yang melambangkan Dewa kesuburan Semini.
Namun saya masih sempat mengamati patung perunggu raksasa di pintu masuk Het Steen yang terlihat mengerikan, sama seperti legenda raksasa Lange Wapper yang direpresentasikannya.
Antwerp, dengan sejarah kotanya yang dinamis, memang tak pernah kehabisan cerita.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum