Sunan Drajat merupakan salah satu dari sembilan wali atau wali songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Makamnya terletak di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Makamnya menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Lamongan. Dari makam Sunan Gresik dan bupati Gresik pertama Pusponegoro, kami melanjutkan perjalanan dengan mobil online menuju Terminal Bus Bunder, Gresik.
Untuk menuju Lamongan kami naik bus mini berwarna hijau, pukul 14.30 WIB bus yang kami naiki berangkat. Perjalanan menuju Lamongan terasa nikmat, semilirnya angin pantai utara, membuat suasana menjadi sejuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukul 15.47 WIB kami sampai di pertigaan Gentong, kami pun turun dari bus, kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju makam Sunan Drajat.
Untungnya matahari sudah condong barat, sehingga kami tak merasa kepanasan. Pukul 16.24 kami sampai di Gerbang Makam Sunan Drajat. Kami masuk gerbang, melewati parkiran bus, melewati toko-toko yang menjual beraneka macam oleh-oleh.
Setelah itu kami menaiki sebuah tangga, barulah kemudian sampai di makam Sunan Drajat. Sore itu makam Sunan Drajat ramai oleh peziarah, kami harus berdesak-desakan, rombongan peziarah datang silih berganti.
Sejam kemudian kami selesai membaca tahlil di makam Sunan Drajat. Namun, kami tidak langsung melanjutkan perjalanan, kami istirahat sebentar di musala menunggu azan maghrib.
Bangunan di dalam area makam
Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel, ia memiliki nama asli Raden Syarifuddin atau Raden Qasim. Ibunya bernama Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila.
Para peziarah yang memasuki kawasan makam akan disambut oleh pintu gerbang cungkup Sunan Drajat. Pada pintu tersebut terdapat ukiran candra sangkala yang menandakan tahun 1531 Saka (1609 M), yang dianggap sebagai penanda waktu pembangunan atau pemugaran.
Setelah itu, ada tujuh tingkat teras yang harus dilalui oleh para peziarah sebelum mereka mencapai area makam Sunan Drajat. Di sebagian besar teras awal di jalan menuju makam, bangunan yang mendominasi adalah bangunan kayu.
Namun, ketika mencapai beberapa teras terakhir, bangunan-bangunan tersebut beralih menjadi dominan menggunakan batu bata, yang dibangun dengan gaya menyerupai miniatur candi.
Kompleks Makam Sunan Drajat memiliki tiga teras. Terletak di teras ketiga yang paling belakang dan tertinggi, terdapat cungkup makam Sunan Drajat. Struktur tersebut merupakan bangunan tembok dengan tiga bagian di dalamnya, yakni bagian depan, tengah, dan belakang.
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba