Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?

Margaretha Lina Prabawanti - detikTravel
Kamis, 25 Apr 2024 20:31 WIB
loading...
Margaretha Lina Prabawanti
Museum Timah Pangkalpinang.
Halaman Museum Timah Pangkalpinang.
Diorama Museum Timah Pangkalpinang.
Sebagian koleksi Museum Timah Pangkalpinang.
Mangkuk kapal keruk di Museum Timah Pangkalpinang.
Museum Timah Pangkalpinang.
Lobi di Museum Timah Pangkalpinang.
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Mengunjungi Museum Timah Pertama di Asia, Tahu Lokasinya?
Jakarta -

Berawal dari keingintahuan akan benda serupa wajan raksasa di halaman sebuah gedung tua, saya berakhir dengan menjelajahi museum timah pertama di Asia.

Ternyata benda serupa wajan raksasa di halaman itu adalah mangkuk kapal keruk timah dan gedung tua yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 179, Pangkalpinang, Pulau Bangka. Itu adalah Museum Timah.

Gedung tua itu sendiri awalnya merupakan rumah dinas karyawan perusahaan timah negara milik Belanda, atau Banka Tin Winning (BTW).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1949 ketika Belanda menguasai Yogyakarta dan para pemimpin RI termasuk Soekarno, Mohammad Hatta, Soetan Sjahrir, Agus Salim dan Mohammad Roem diasingkan ke Pulau Bangka, gedung tua ini juga menjadi lokasi pertemuan dengan Komisi Tiga Negara.

Akhirnya pertemuan itu melahirkan perjanjian Roem-Royem. Dari prasasti di halaman, dapat dibaca bahwa Museum Timah diresmikan pada tahun 1997 dan direnovasi pada tahun 2010.

ADVERTISEMENT

Pulau timah terbesar

Namun, sebenarnya museum ini sudah dibangun sejak tahun 1958. Mengenai keberadaan timah itu sendiri, Kepulauan Bangka Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

Sekitar 90 persen dari total produksi timah Indonesia dihasilkan oleh kepulauan ini, bahkan Bangka Belitung masuk dalam kawasan sabuk timah Asia Tenggara.

Penambangan timah di Bangka Belitung sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda. Meskipun mengalami pasang surut, timah sudah melekat dan mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

Di Indonesia sendiri sejarah penambangan timah dengan cara sederhana sudah dimulai sejak Kerajaan Palembang. Pada masa itu timah digunakan sebagai bahan pembuat mata uang, prasasti, dan perhiasan.

Kedatangan penambang China

Pada abad ke-18, sekitar tahun 1724, pekerja tambang timah asal China mulai berdatangan ke Bangka Belitung. Sejak saat itu, eksplorasi penambangan timah dilakukan secara masif.

Karena, para pekerja asal China itu juga melakukan inovasi dengan menciptakan berbagai peralatan penambangan, meskipun masih seadanya.

Bila saat ini banyak etnis Tionghoa di kepulauan Bangka Belitung, penyebabnya adalah para pekerja tambang yang didatangkan dari China itu banyak yang kemudian menetap dan meneruskan keturunan di kepulauan ini.

Selain mangkuk kapal keruk, di halaman museum timah terdapat bor bangka klasik buatan Belanda tahun 1885. Bor ini pada masa lalu digunakan untuk kegiatan penambangan timah.

Di halaman museum juga terdapat lokomotif klasik buatan Inggris tahun 1908 yang dulunya digunakan sebagai pembangkit listrik untuk keperluan yang sama.

Museum Timah di Bangka selain berfungsi sebagai destinasi wisata edukasi juga sekaligus menjadi pusat informasi pertimahan. Gedung tua bersejarah yang menjadi lokasi museum timah ini pun sejak tahun 2010 telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Selain alat tambang timah tradisional, diorama dan galeri geologi eksplorasi timah berikut sejarah penambangannya, koleksi museum ini juga linimasa sejarah lada yang merupakan komoditi utama kepulauan ini.

Untuk melengkapi identitas khasnya, museum ini bahkan menyimpan sekelumit sejarah batik cual khas Bangka Belitung dengan motifnya yang unik itu.

Jam buka dan tiket Museum timah

Museum ini dibuka setiap hari kecuali hari Jumat dan hari libur nasional, tanpa dikenakan tiket masuk alias gratis.

Di museum ini juga disediakan Mobil Pownis atau Oto Pownis yaitu bus kayu yang sempat menjadi kendaraan umum di Pulau Bangka pada masa lalu.

Pengunjung museum, terutama masyarakat setempat yang ingin bernostalgia dapat menggunakan kesempatan menaiki mobil ini secara gratis pada saat mengunjungi Museum Timah Pangkalpinang.

Hide Ads