Anak-anak kami berlarian penuh semangat, kaki-kaki kecil mereka menginjak rumput basah sementara mereka memilih spot untuk mendirikan tenda. Keheningan malam pegunungan tiba-tiba dipecahkan oleh suara yang tak lazim.
Mata bulat penasaran anak-anak kami menyiratkan ketakjuban saat mereka mendengar auman samar yang terdengar dari kejauhan. Kami menjelaskan bahwa suara itu mungkin berasal dari singa penghuni Taman Safari Indonesia yang berada tak jauh dari area perkemahan.
Keberadaan Taman Safari sebagai tetangga menciptakan orkestra alam yang unik. Sesekali auman singa atau lengkingan gajah memecah kesunyian malam.
Sementara kami sibuk mendirikan tenda, mata kami tak bisa lepas dari siluet Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak yang menjulang di kejauhan. Cahaya terakhir matahari membuat puncak gunung seolah berpijar, pemandangan yang membuat kamera-kamera ponsel kami tak berhenti mengabadikan momen.
Berkemah dengan anak-anak tentu memiliki tantangannya sendiri. Saat putra bungsu kami merengek ingin ke toilet, kami merasa lega mendapati fasilitas kamar mandi yang terjaga cukup baik.
Hal ini sedikit meredakan kekhawatiran kami tentang kemungkinan petualangan di tengah malam. Malam semakin larut, api unggun menyala, memancarkan kehangatan di tengah dinginnya udara pegunungan.
Kami duduk melingkar, memanggang marshmallow sambil berbagi cerita. Tawa riang anak-anak kami berpadu dengan orkestra malam, ada suara jangkrik, burung hantu, dan sesekali, raungan samar dari penghuni Taman Safari.
Langit malam yang bertaburkan jutaan bintang menjadi tontonan yang memukau. Anak-anak kami berseru gembira saat melihat bintang jatuh, jari-jari kecil mereka menunjuk ke angkasa dengan penuh semangat.
Kami semua terpesona oleh keindahan langit malam yang jarang kami saksikan di kota. Pagi menjelang ditabur dengan kicauan burung dan semilir angin yang menyejukkan.
Kabut tipis masih menyelimuti puncak gunung, menciptakan pemandangan yang seolah keluar dari lukisan. Sarapan pagi diwarnai dengan canda tawa dan wajah-wajah yang belepotan sisa cokelat.
Saat berkemas untuk pulang, anak-anak kami sudah menanyakan kapan mereka bisa kembali berkemah. Senyum lebar menghiasi wajah mereka, menandakan betapa mereka menikmati petualangan singkat ini.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan