Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kerap menjadi primadona di kala liburan tiba. Untuk Nataru tahun ini misalnya, reservasi hotel disebut telah menyentuh 70 persen.
Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY pun optimis bahwa angka reservasi hotel terus naik dan berpotensi lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Ketua PHRI DIY, Deddy Deddy Pranowo Eryono memaparkan, hingga kini menurut catatan pihaknya rata-rata tingkat reservasi hotel di DIY menyentuh 70 persen. Dengan Kota Jogja dan Sleman menyumbang persentase yang lebih tinggi dibanding daerah lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ini datanya, menurut reservasi, ini lebih baik dibanding tahun lalu, Desember tahun lalu. Perkiraan kita sementara sampai dengan saat ini seperti itu," jelasnya saat dihubungi wartawan, Minggu (15/12/2024).
"Mulai tanggal 20 (Desember) ya, sampai dengan 31 itu sudah mencapai angka di 70%, saya bicara se-DIY ya. di daerah kota (Jogja) dan Sleman, itu bisa 80 sampai 85 lah," paparnya.
Deddy optimistis okupansi hotel di DIY Nataru tahun ini akan melebihi periode yang sama tahun lalu. Pada periode nataru tahun lalu, menurutnya, okupansi hotel di DIY menyentuh angka 90 persen.
"Itu maksimal, ini mungkin lebih tahun ini. Karena dari reservasi yang sekarang yang tanggal 20 sampai 31 aja sudah 70%, dulu (tahun lalu) kan belum, target kita paling tidak seperti tahun lalu, tapi kami kok optimis akan melebihi dari 90%," ungkapnya.
Lebih lanjut Deddy menegaskan, anggota PHRI DIY sepakat untuk tidak merubah tarifnya saat periode Nataru. Jika memang ada kenaikan tarif menurutnya itu terimbas kenaikan harga bahan pokok.
"Yang tadi menyebabkan kenaikan ada beberapa faktor yang juga operasional itu naik gitu lho. Contoh bahan baku, makan, kemudian komponen-komponen yang lain yang yang menyebabkan teman-teman harus menaikkan," ujarnya.
Diwawancarai terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kota Jogja Wahyu Hendratmoko menjelaskan dari data yang dirilis Kementerian Perhubungan (Kemenhub), DIY menjadi provinsi yang paling banyak kedua dikunjungi saat Nataru nanti.
"Kemarin Kemenhub sudah merilis data prediksi pergerakan masyarakat Indonesia yang mana 50 persen bergerak dalam Provinsi dan 50 persen lain berjalan antar provinsi," ujarnya saat ditemui wartawan di Kampung Wisata Purbayan Kotagede, Jumat (13/12) lalu.
"Nah di DIY mendapatkan peringkat kedua tertinggi, 17 persen dari 55 juta orang itu nanti bergerak ke wilayah Jawa Tengah, sedangkan 16 persennya bergerak ke DIY, jadi ada sekitar 19 juta orang yang nanti akan bergerak di DIY dari luar provinsi dan dalam provinsi yang saya yakin itu tentunya tidak ada yang tidak melewatkan kunjungannya ke Kota Jogja," sambungnya.
Wahyu melanjutkan, pihaknya mencatat pergerakan wisatawan di Kota Jogja sepanjang tahun 2024 hingga bulan November kemarin menyentuh angka 9.586.021 wisatawan. Dengan prediksi dari Kemenhub di atas, ia yakin total pergerakan wisatawan bisa menyentuh 10 juta wisawatawan.
"kami memprediksi akan lebih dan bahkan akhir tahun 2024 ini kayaknya kita bisa menembus angka 10 juta pergerakan wisatawan di Kota Jogja disepanjang tahun 2024, kalau iya sih ini bisa menjadi angka tertinggi sebelum dan setelah pandemi," paparnya.
"Perkiraan kami wisatawan akan ada 9 juta orang yang akan berkunjung ke DIY (selama Nataru)," pungkasnya.
_____________
Artikel ini telah tayang di detikJogja
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan