Jawa Timur dianugerahi banyak keindahan alam. Bahkan banyak di antara lokasi indah menakjubkan tersebut yang masih dikelola dengan sederhana dan minimalis.
Satu di antaranya adalah Ranu Klakah, sebuah danau atau telaga cantik di utara Lumajang. Paduan danau dan gunung berbentuk segitiga ini mengingatkan kita pada keindahan Gunung Fujiyama yang bersanding dengan Danau Kawaguchi.
Mengawali tahun 2025 dengan semangat, bisa juga dilakukan dengan melakukan perjalanan ke danau dengan air yang tenang berlatar belakang Gunung Lemongan ini.
Datanglah di pagi hari kala mentari hangat menyeruak dari balik Gunung Lemongan yang menakjubkan, tegak menantang bagaikan sapuan kuas pelukis di atas kanvas.
Berlokasi di Desa Tegal Randu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Ranu Klakah menjadi pilihan paling tepat untuk refreshing semangat hidup kita. Jaraknya pun hanya 10 menit dari stasiun Klakah atau 2 jam 14 menit dari Malang lewat tol Pasuruan.
Kami tiba saat mentari belum tinggi. Dari pintu gerbang sederhana, penjaga tiket Ranu Klakah menghampiri kami untuk menghitung berapa biaya yang harus kami bayar untuk masuk ke lokasi wisata yang dikelola Pemkab Lumajang ini.
Di loket tertera Rp 4000 untuk pengunjung dewasa. Sebuah harga yang terlalu murah untuk sebuah pemandangan secantik Ranu Klakah.
Tempat parkir mobil masih sangat terbatas, ia hanya mampu menampung sekitar 10-15 mobil saja. Dan biaya parkir per mobil adalah sebesar Rp 10.000.
Dari tempat parkir, pengunjung telah disambut dengan pemandangan danau yang tenang dan gunung menjulang yang tersaji tepat dari pintu masuk utama.
Kami sangat beruntung karena gunung tampak jelas tanpa tertutup kabut. Tak sabar lagi untuk memuaskan diri bergaya di spot foto yang ada. Di sini hanya terdapat satu area lokasi untuk berfoto.
Untuk menikmati fasilitas ini pengunjung cukup membayar Rp 2000 per orang. Untuk lokasi spot foto pengelolanya adalah warga desa Tegal Randu sendiri.
Setelah puas berfoto, jangan melewatkan berkeliling danau dengan perahu motor berkapasitas delapan kursi dengan biaya Rp 10.000 per orang. Mengitari danau seluas 22 Ha dengan kedalaman 28 meter ini tentunya semakin membuat kita dekat dengan alam.
Menyentuh segarnya air danau yang bening sembari melihat aktivitas pencari ikan yang sekedar memancing maupun menebar jala. Ada bermacam ikan yang hidup alami di antaranya mujair, wader, dan gabus.
Ranu Klakah juga merupakan sumber pengairan bagi 620 hektare sawah di sekitar danau. Ranu atau danau ini terbentuk akibat aktivitas vulkanik Gunung Lemongan yang berketinggian 1651 MDPL.
Tampak berjajar di tepian danau keramba ikan milik masyarakat. Juga terdapat sekitar empat rumah makan apung di tepian Ranu Klakah.
Sembari menikmati ikan mujair bakar maupun goreng, dengan harga sangat terjangkau, pengunjung dimanjakan dengan hamparan air yang tenang dan jernih.
Angin sejuk yang menghembus dari arah Gunung Lemongan menerpa wajah kami yang tak henti mengucapkan syukur, sudah diberikan kesempatan oleh Allah untuk melihat kesempurnaan ciptaan-Nya di awal tahun 2025 ini.
Semoga ke depan pengelolaan wisata di Ranu Klakah menjadi semakin bagus dengan penambahan taman, toko suvenir, dan berbagai aktivitas menarik yang melibatkan pengunjung.
Dan lokasi parkir yang hanya berjarak beberapa langkah dari pagar masuk lokasi wisata sangat memudahkan bagi siapapun bahkan lansia.
Sayup-sayup terdengar sekumpulan ibu-ibu yang mengadakan pengajian di warung apung di atas danau, menambah ketenangan suasana bagi siapapun yang menangkap harmoni alam.
(msl/msl)