Kali ini saya berkesembatan untuk berkeliling Kota Bogor dan mengunjungi beberapa tempat yang bersejarah. Perjalanan dimulai dari halte bus Batutulis yang di sampingnya terdapat tugu informasi yang diyakini bahwa tempat tersebut dulunya adalah lokasi kerajaan Pajajaran.
Saat ini tidak ada sisa bangunan yang menandakan bahwa tempat tersebut adalah kerajaan Pajajaran. Namun jika benar adanya, maka dapat dibayangkan bahwa tempat ini merupakan tempat yang indah dengan pemandangan Gunung Salak, Gunung Gede dan Pangrango.
Tujuan berikutnya adalah bunker Belanda. Sedikit berjalan menurun dari tugu informasi maka akan sampai di lokasi bunker Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sampai ke bunker ini agak sedikit sulit karena dari jalan raya utama harus menaiki jalan setapak dan sedikit tersembunyi. Bunker ini bukan digunakan sebagai tempat pengungsian ataupun tempat penyimpanan logistik melainkan sebagai benteng pertahanan dari serangan lawan.
Dari tempat ini, para tentara Belanda menembak pesawat musuh. Di lokasi ini terdapat dua bunker yang masih utuh. Bunker yang dilengkapi satu lubang untuk masuk, dua lubang untuk mengintai dan menembakkan peluru ke arah lawan.
Tujuan terakhir adalah mengunjungi pemakaman Cipaku dengan berjalan kaki dan melewati Stasiun Batutulis. Pada masa penjajahan Belanda, stasiun ini melayani kereta dengan rute dari Bogor menuju Bandung.
Adapun salah satu alasan Belanda membuka jalur dari Bogor menuju Bandung adalah untuk mengevakuasi para tentaranya yang bermarkas di Bogor.
Kenapa di evakuasi ke Bandung bukan ke Batavia? Konon evakuasi tentara dari Bogor ke Bandung untuk melanjutkan evakuasi ke daerah Jawa Tengah khususnya Cilacap. Dan dari Cilacap akan langsung menuju Australia dengan kapal laut.
Saat ini stasiun Batutulis masih tetap digunakan untuk kereta komersil dengan rute dari Bogor ke Sukabumi dan sebaliknya.
Pemakaman Cipaku adalah pindahan dari makam di Kebon Jahe. Beberapa nisan yang yang dipindahkan dari pemakaman Kebon Jahe adalah nisan dari makam orang-orang Belanda yang dulu bermukim di Buitenzorg.
Di pemakaman ini terdapat makam Pater Hermanus yang merupakan Direktur panti asuhan Vincentius di Jakarta dan Bogor. Uniknya makam Pater Hermanus dilengkapi dengan QR Code yang berisi biografi Pater Hermanus.
Juga terdapat makam Lucy Goodliff, kematian bocah berusia delapan tahun ini sempat menggemparkan Kota Buitenzorg (Bogor saat ini) dikarenakan meninggal karena dibunuh oleh seorang keluarganya.
Selain makam-makam pindahan dari pemakaman Kebon Jahe, di pemakaman Cipaku ini juga terdapat makam arsitek kebanggaan Indonesia, F. Silaban yang mendisain Masjid Istiqlal dan gelanggang olahraga Bung Karno di kawasan Senayan, Jakarta. Makam F. Silaban disatukan dengan makam isterinya, Letty Silaban.
Pada perjalanan dari pemakaman Cipaku menuju stasiun Bogor, saya mampir di kedai kopi legendaris di Bogor, Kedai Kopi Bah Sipit yang di tahun 2025 ini memasuki usia 100 tahun untuk menyesap secangkir kopi.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol