Ini Dia Mitos-Mitos Seputar Diving

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight

Ini Dia Mitos-Mitos Seputar Diving

- detikTravel
Kamis, 05 Jul 2012 09:30 WIB
Jakarta - Tidak boleh asma, harus punya Diving License, dan tanpa risiko. Itu adalah beberapa mitos yang sering dikemukakan saat bicara tentang diving. Namun perlu Anda ketahui, tak semua mitos itu benar lho!

Mitos dan pantangan-pantangan rupanya juga berlaku pada aktivitas diving. Buktinya, banyak mitos tak berdasar yang beredar di telinga para calon diver. Hal ini tentunya tak baik karena mitos itu belum tentu benar, pun seringkali menyusutkan semangat para calon diver untuk mulai belajar.

detikTravel pada Kamis (5/6/2012) berbincang dengan Glenn Sjukrie, Diving Instructor dari Ody Dive Center Indonesia tentang mitos-mitos seputar diving. Apa aja sih, dan apakah mitos itu benar?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitos 1: Tak harus punya Diving License

Diving License justru diperlukan, layaknya SIM diperlukan untuk para pengemudi kendaraan. Namun, banyak orang menganggap lisensi ini tak selamanya diperlukan. Buktinya, banyak tempat yang tidak memerlukan lisensi ini.

"Itu gara-gara dulu, sebelum diving itu booming di Indonesia, banyak orang yang pergi ke tempat terpencil untuk mencoba diving. Mereka pinjam alat-alat diving di lokasi setempat, terus menyelam. Sekarang, itu namanya Discover Scuba. Ini adalah ajang mencoba bagaimana rasanya diving. Mengenakan peralatan lengkap, dia akan dibawa ke kedalaman 5-7 meter, dibimbing oleh instruktur selam," kata Glenn.

Tanpa Diving License, menyelam sendiri tanpa instruktur? Jangan harap. Oleh karena itu Diving License tetap dibutuhkan bagi Anda yang ingin terus melakukan penyelaman.

Mitos 2: Diving adalah olahraga tanpa risiko

Ini adalah kutipan yang biasa Anda dengar dari seorang teman, atau pelaku diving yang mengedepankan kepentingan komersial. Menyelam adalah olahraga sekaligus petualangan, dan risiko itu tetap ada.

"Yang penting adalah si penyelam hafal betul teori dan praktik diving. Penyelam juga tahu cara mengatasi diri sendiri. Risiko itu selalu ada, tapi kalau kita melakukannya dengan benar dan sesuai prosedur, diving akan berjalan lancar-lancar saja," tambah Glenn.

Mitos 3: Orang asma tidak boleh diving

Syarat utama diving adalah sehat jasmani, rohani, cukup umur, dan punya kemampuan dasar renang. Poin pertama yakni sehat jasmani tak hanya berlaku saat akan membuat Diving License saja, tapi setiap akan menyelam langsung di lautan. Jangankan asma, sekadar flu pun Anda tak diizinkan melakukan diving! Yang penting ada antisipasi terhadap penyakit asmanya.

"Flu mengganggu pernafasan di dalam air. Bagi yang asmanya kronis, perlu surat keterangan dokter sebelum mengambil kursus selam," kata Glenn.

Miss Scuba International 2011, Dayu Hatmanti juga berpendapat asma bukan halangan seseorang untuk bisa pergi diving. Penentunya nanti adalah saat mengambil diving license, dimana semua aspek akan dinilai apakah seseorang layak diving atau tidak, termasuk masalah asmanya.

"Saya dulu asma, tapi nggak pernah (kambuh) lagi. Dengan diving malah saya merasa lebih sehat. Asal asma bisa dihindari pencetusnya. Pas ambil license kan nanti ketahuan," kata Dayu kepada detikTravel.

Mitos 4: Tabung udara berisi 100% oksigen

Udara di tabung oksigen tidak sama seperti udara yang Anda hirup sehari-hari. Tabung ini berisi 78% nitrogen, 20% oksigen, sisanya adalah gas-gas lain. Penyelam menghirup udara dengan kadar nitrogen yang sama seperti di darat. Namun, menghirup nitrogen terlalu lama di bawah air menyebabkan penyakit dekompresi (nitrogen gagal keluar dari permukaan kulit sehingga membentuk gelembung udara dalam aliran darah).

"Oleh karena itu, perlu diperhatikan lamanya diving juga tata cara menghirup udara dari tabungnya," tambah Glenn.

Mitos 5: Belajar diving adalah sulit, pun menakutkan

"Salah besar. Belajar diving itu mudah dan menyenangkan," jelas Glenn.

Peserta akan diajarkan teori dasar penyelaman, juga fokus pada kenyamanan di bawah air. Itulah fungsinya latihan menyelam, menghadapi skenario nyata atau kesulitan yang mungkin terjadi. Selama benar dipatuhi dan dilaksanakan, belajar diving akan lancar-lancar saja.


(sst/fay)

Hide Ads