Ini adalah kisah perjalanan saya ke salah satu pulau yang ada di Lombok beberapa waktu lalu. Setelah menginap di Gili Trawangan, kini saatnya menjelajah Gili Air.
Saat itu matahari sedang bersinar dengan cerahnya. Teriknya cahaya matahari begitu terasa seolah siap membakar kulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan menuju Gili Air dari Gili Trawangan ternyata tidak terlalu jauh. Sekitar 15 menit dari lokasi snorkeling, saya pun berlabuh di pantai milik Gili Air.
Putih dan bersihnya pasir terlihat begitu jelas dari kejauhan. Halusnya pasir begitu terasa begitu kaki mulai menapaki Pantai Gili Air. Rupanya tempat ini yang dijadikan lokasi makan siang rombongan saya.
Perlahan saya menyapu pandangan ke setiap sudut pulau, tidak ada keramaian di sana. Saya tajamkan pendengaran dan memejamkan mata, tak ada kebisingan juga di pulau ini. Hanya ada kesunyian dan ketenteraman di sana.
Sambil menyuap santap siang di dalam saung di pinggir pantai, saya terus menikmati semilir angin laut yang perlahan membelai lembut jilbab. Satu hal yang terlintas di pikiran saya saat itu, betapa sempurnanya makan siang hari ini.
Di tengah asyiknya menikmati istirahat siang, mata ini menangkap bayangan yang semakin lama semakin dekat. Saya pun berdiri dari tempat duduk dan mendapati seorang ibu datang mendekat.
Penampilannya yang tidak biasa sukses menarik mata saya untuk terus menatapnya. Seluruh tubuh sang ibu dipenuhi dengan aksesoris lucu, mulai dari kalung, gelang, hingga tenun ikat. Dengan senyum terkulum, ia pun mendekati saya.
"Beli dek, ini ada gelang, kalung, giwang mutiara juga ada," ucapnya kepada saya.
Rupanya ia pedagang di Gili Air ini. Cara berdagangnya yang unik benar-benar menarik untuk diamati. Mulai menjejerkan aneka gelang di papan dagangan, hingga gelang yang dirangkai sedemikian rupa hingga bisa dikalungkan di lehernya.
Tak sampai di situ, idenya untuk merangkai seluruh aksesoris dan dikalungkan di kedua lengan, leher, benar-benar kreatif dengan tambahan suvenir yang juga digantungkan di tas. Bahkan tumpukan topi di atas kepala pedagang, itu pun untuk dijual.
Tak lama kemudian, datang juga pedagang lain yang memiliki gaya berdagang mirip dengan sang ibu. Ternyata beginilah gaya berjualan pedagang di Gili Air.
Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikannya dalam bentuk foto. Pengalaman yang menarik di Gili Air.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas
Kagetnya Hotel Syariah di Mataram, Putar Murotal Ditagih Royalti Rp 4,4 Juta