"Kita singgah sebentar ya di masjid tertua di Johor Bahru, Masjid Sultan Abu Bakar namanya, pelancong belum sampai di Johor kalau belum datang ke masjid ni," kata tour guide detikTravel saat berkunjung ke Johor Bahru, Malaysia beberapa waktu lalu, Pak Rosyim dengan logat melayu yang kental.
Dari kejauhan, masjid yang terletak di Jl Skudai, Johor Bahru ini tampak begitu gagah dengan bangunannya yang kokoh. Warna putih mendominasi warna dinding yang menopang tubuh masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau dihitung-hitung, masjid ini sudah berumur sekitar 119 tahun. Wow, cukup tua ya? Tapi bangunan yang ada sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan.
Sesaat saya bertanya-tanya, apa benar bangunan sekokoh ini dibangun sudah selama itu? Seolah bisa membaca pikiran saya, Pak Rosyim pun berkata "Ini memang sudah tua, tapi sudah di renovation ya, jadi bagus seperti ini," katanya sambil terus mengajak berkeliling.
Datang ke Masjid Sultan Abu Bakar Johor Bahru, turis tidak hanya melihat sebuah rumah ibadah yang tak lapuk dimakan usia, tapi juga melihat sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi perkembangan Islam di Negeri Jiran.
Masjid Sultan Abu Bakar Johor Bahru memiliki bangunan yang sangat besar dan terawat. Masuk ke dalam masjid, pelancong bisa melihat sebuah ruangan luas berkarpet abu-abu tebal. Begitu kaki melangkah, halusnya karpet langsung terasa. Rasanya nyaman dan tenteram langsung menyelimuti hati ini.
Di bagian depan masjid, terdapat mimbar bertangga dan kursi indah tersedia untuk khatib yang akan berkhotbah. Sesaat saya mencari mimbar imam yang akan memimpin salat. Tidak tampak sajadah besar yang biasanya dijadikan penanda lokasi shalat imam.
Ooh! Rupanya mimbar masjid posisinya agak ke belakang dari mimbar khatib, tidak tepat di shaf pertama atau kedua, lebih ke belakang lagi. Entahlah kenapa diletakkan demikian. Yang jelas, tempat shalat imam ditandai dengan sajadah besar berwarna merah, dengan meja kayu yang di atasnya terdapat Al Quran.
Masjid Sultan Abu Bakar memiliki posisi yang strategis. Letaknya tidak begitu jauh dari perbatasan antara Malaysia dan Singapura. Bahkan, saking dekatnya dengan Singapura, dari pelataran masjid ini pelancong tidak hanya bisa melihat laut lepas yang indah, tetapi juga daratan Singapura.
Benar yang Pak Rosyim katakan, seorang turis belum dikatakan telah sampai di Johor kalau belum datang ke Masjid Sultan Abu Bakar. Buktinya, masjid tertua ini tampak banyak dikunjungi wisatawan mancangera, seperti Jepang.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda