Kadang, suatu suvenir sengaja dibuat pengrajin untuk membantu memberdayakan masyarakat. Ada pula suvenir yang dibuat untuk melindungi hewan dari kepunahan. Hal ini selaras dengan tren green travelling dan responsible travelling
Dikumpulkan detikTravel, Kamis (27/12/2012) inilah suvenir yang sengaja dibuat untuk kelestarian alam:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mungkin tak banyak yang tahu, kalau Taman Nasional Ujung Kulon di Banten punya suvenir khas, yaitu ukiran badak batik. Ukiran badak batik ini dibuat langsung oleh para penduduk di desa yang masuk dalam kawasan TNUK.
Salah satu desa yang dihuni para pengrajin ukiran badak batik adalah Desa Cinibung. Ada banyak jenis suvenir yang dihasilkan penduduk desa ini, mulai dari patung kayu badak untuk pajangan hingga gantungan kunci. Semua suvenir badak ini sangat cantik dan menarik setiap mata yang memandang.
Soal harga tergantung jenis kayu dan ukuran patung. Patung badak yang terbuat dari kayu lamin, dengan berukuran 15 cm dijual dengan harga Rp 45.000. Sedangkan, patung badak kecil dengan ukuran 5 cm dijual dengan harga Rp 15.000. Beda kayu, beda pula harga yang diberikan. Untuk patung badak yang terbuat dari kayu jati berukuran 15 cm dijual dengan harga Rp 65.000.
Meski cukup mahal, tapi semua itu setimpal karena di balik pembuatan suvenir badak ini, ada misi mulia. Misi itu adalah menjaga kelestarian TNUK.
Para pengrajin ini dulunya sebagian adalah petani di dalam kawasan TNUK. Agar mereka tidak bertani di dalam TNUK, mereka diberikan mata pencaharian lain yaitu membuat kerajinan untuk wisatawan.
Ukiran badak ini juga dibuat dari limbah kayu lamin yang ada di sana. Jadi, para pengrajin tidak menebang pohon di TNUK untuk membuat ukiran ini. Mereka tetap melestarikan alam dengan menggunakan kayu yang tak terpakai.
Para warga desa pelan-pelan bisa menggantungkan hidup mereka dari pariwisata. Mereka tidak akan lagi bertani di dalam kawasan TNUK. Badak menjadi ikon mereka untuk hidup mandiri. Ayo dukung dengan membeli suvenir mereka!
2. Kertas daur ulang kotoran gajah, Sri Lanka
Selain pajangan badak batik di TNUK, masih ada suvenir lain yang ternyata juga dibuat untuk konservasi. Suvenir semacam ini bisa Anda temui di Sri Lanka.
Negara ini punya suvenir yang ramah lingkungan, yaitu Poo Paper. Ini adalah kertas yang dibuat dari limbah atau kotoran gajah.
Sekilas mungkin menjijikkan begitu tahu bahan utama kertas ini adalah kotoran gajah. Tapi tidak perlu kuatir, aroma tak sedap dan kotoran lain tidak akan tampak di Poo Paper. Ini karena kotoran gajah didaur ulang terlebih dahulu.
Suvenir unik dan langka ini bisa turis dapatkan jika berkunjung ke Elephant Orphanage atau Panti Asuhan Gajah. Panti asuhan ini ada di Pinnawala, bagian tengah Sri Lanka.
Elephant Orphanage adalah merupakan kawasan seluas 10 hektar milik Department of Wildlife pemerintah Sri Lanka. Konsep Elephant Orphanage memang unik dan berbeda. Bukan cuma sebagai tempat penangkaran, panti asuhan ini juga dibuat sebagai sarana konservasi gajah. Jadi tak heran kalau suvenir yang dijual di sana pun berbau konservasi.
Meski sebagai tempat perlindungan gajah, turis yang datang ke Elephant Orphan tetap disuguhi dengan berbagai atraksi menarik. Atraksi utama yang disuguhkan ada di Sungai Maha Ota. Sekitar 80-an gajah dibawah ke sungai ini untuk mandi bersama. Seru!
Jadi, datang ke Elephant Orphan, Anda bisa liburan sambil konservasi sekaligus. Pas untuk para green traveler!
3. Aneka suvenir Kebun Binatan Taronga, Australia
Tak hanya Indonesia dan Sri Lanka, masih ada negara lain yang juga memiliki suvenir untuk kelestarian lingkunga. Salah satunya adalah suvenir yang dijual oleh Kebun Binatang Taronga di Sydney, Australia.
Dalam website resminya, lembaga konservasi ini menjual beberapa suvenir untuk melestarikan lingkungan hidup. Salah satunya adalah gelang.
Taronga menjual gelang elastis yang dibuat langsung oleh penduduk lokal di Kenya Utara. Ada banyak warna gelang yang dijual, mulai dari warna jingga, kuning dan hijau.
Untuk satu gelang dijual seharga AUD 6,95 atau senilai Rp 69.000. Yang lebih bagus lagi, setiap pembelian satu gelang, Anda bisa turut mendukung untuk kelestarian alam dan penduduk di Kenya Utara.
Tidak hanya itu, Taronga juga menjual aneka suvenir lucu dan unik untuk dijual, seperti pajangan mobil bercorak macan tutul, mug bergambar kanguru, hingga tas. Sama seperti gelang elastis, sebagian hasil penjualan suvenir yang ada di Taronga akan disumbangkan untuk perlindungan satwa liar.
Dalam website resminya, Tarongan menuliskan "Ketika Anda membeli barang yang ada di toko kami, berarti Anda telah berkontribusi untuk Kebun Binatang Taronga dalam menjaga dan melindungi kelestarian alam,"
4. Foto bersama harimau di Thailand
Suvenir lain yang juga dibuat untuk kelestarian hidup bisa Anda dapatkan di The Tiger Temple, Kanchanaburi, Thailand. Kuil ini dihuni oleh banyak harimau yang tidak memiliki induk. Oleh karena itu, banyak yang menyebut Tiger Temple sebagai Panti Asuhan Harimau.
Harimau-harimau yang ada di kuil ini dirawat oleh biarawan dan relawan. Dengan rutin mereka memberi makan harimau ini agar bisa tumbuh dengan sehat. Mungkin karena sering berinteraksi dengan manusia, harimau yang ada di The Tiger Temple jinak dengan manusia.
Turis yang datang pun bisa berinteraksi langsung dengan harimau di sana. Salah satunya adalah dengan foto bersama. Ya, The Tiger Temple membolehkan pengunjungnya untuk foto bersama harimau. Ini sudah satu paket dengan biaya masuk kuil yaitu 1.000 Baht (Rp 315.000).
Karena dianggap berbeda dengan membolehkan pengunjung menyentuh dan foto bersama harimau, kuil ini pun langsung menjadi destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan. Apalagi, sebagian uang pembayaran digunakan untuk perawatan harimau.
Tidak hanya itu, turis yang datang juga bisa memberikan donasinya lewat suvenir yang dijual. Beberapa suvenir itu adalah kalung, majalah harimau, ikat pinggang, kalender, atau kartu pos.
Untuk masing-masing suvenir, turis diminta membayar biaya tambahan. Jika ingin membeli majalah harimau atau kalungnya, turis diminta membayar 100 Baht (Rp 32.000). Sedikit lebih mahal, turis yang ingin memiliki ikat pinggang atau kalender diminta membayar 500 Baht (Rp 157.000). Sedangkan, jika ingin foto dengan gaya tertentu ditambah kalender dan kartu pos harimau, Anda diminta membayar 1.000 Baht atau sama dengan tiket masuk.
5. Aneka kaos yang dijual Borneo Orangutan Survival
Selain Taronga, masih ada lagi lembaga konservasi yang membuka peluang Anda untuk membeli suvenir sekaligus donasi. Lembaga ini adalah Borneo Orangutan Survival Foundation.
Lembaga yang biasa disebut BOSF ini melindungi orangutan yang ada di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur. BOSF merehabilitasi orangutan untuk dikembalikan ke alam liar. Anda pun bisa melihatnya langsung di Desa Samboja Lestari, Kutai Kertanegara, Kaltim.
Jika Anda salah satu pecinta orangutan, BOSF menjual beberapa suvenir yang berhubungan dengan kera besar ini. Asyiknya, setiap pembelian suvenir berarti Anda ikut membantu kelestarian orangutan.
Beberapa suvenir yang dijual oleh BOSF antara lain aneka kaos bergambar orangutan. Harganya beragam, tergantung ukuran dewasa atau anak-anak. Untuk anak-anak biasanya kaos dijual mulai harga Rp 65.000, sedangkan dewasa mulai Rp 100.000.
Selain kaos, BOSF juga menjual produk berlabel orangutan seperti buku, mug, boneka, hingga tas. Harganya pun beragam. Semua itu bisa Anda lihat langsung di situs resmi BOSF, yaitu orangutan.or.id. Jangan dipikir mahalnya, tapi ingatlah uang yang Anda keluarkan sangat membantu konservasi orangutan Indonesia, seperti yang tertulis dalam situs resmi BOSF:
"Dengan membeli produk ini, Anda telah turut membantu pelestarian orangutan dan habitatnya."
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit