Guinea Pig Festival, itulah festival kostum yang diadakan untuk marmut. Masyarakat Peru juga menyebut festival tersebut dengan nama Cavies. Festival unik ini ada sejak pertengahan tahun 2000-an.
Dilansir dari situs Oddity Central, Selasa (19/2/2013), dalam festival ini marmut-marmut tersebut akan dipakaikan kostum-kostum lucu. Para pemilik akan mendadani marmut-marmut mereka layaknya model.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak tanggung-tanggung, marmut dengan kostum terbaik akan mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, banyak cara yang dilakukan oleh pemilik untuk membuat juri terkesan dengan marmut mereka selama fashion show berlangsung. Hewan berbulu ini terlihat lucu dalam balutan kostum yang mereka gunakan. Bahkan, agar kostum tetap melekat, pemilik menggunakan alat perekat, seperti staples pada tubuh marmut.
Tak hanya kostum terbaik, hadiah juga disediakan untuk marmut terbesar, tercepat, pakaian terbaik, dan marmut terlezat. Ya, kategori terlezat diberikan untuk olahan marmut yang paling enak. Karena setelah selesai mengikuti parade, marmut-marmut tersebut akan dimasak dan dihidangkan dalam festival tersebut.
Marmut tersebut bisa dipanggang atau digoreng. Biasanya penduduk lokal suka bila marmut dihidangkan secara utuh dalam satu piring. Menurut masyarakat Peru, marmut tersebut akan semakin lezat bila dimakan dengan tomat, timun, kentang Andes, dan jagung Peru. Satu porsi marmut goreng atau bakar, dihargai US$ 7 (Rp 67.900).
Menurut koki Pilar Fox, festival ini mencoba memperlihatkan pada dunia luar bagaimana marmut berkembang biak, cara makan dan bagaimana penduduk lokal mendapatkan hasil terbaik dari marmut tersebut. Ini juga mejadi acuan untuk para peternak marmut kalau mereka bisa menghasilkan masakan enak dan bisa menjualnya ke pasar internasional.
Daging marmut bergizi dan mengandung banyak vitamin. Selain itu daging marmut juga rendah lemak dan sumber protein," kata salah satu pengunjung, Juan Rojes.
Kini, Guinea Pig Festival di Huacho mencuri perhatian wisatawan. Beberapa dari traveler penasaran ingin ikut dalam festival, memenangkan lomba kostum, dan mencicipi daging marmut. Bagi pelancong yang sudah pernah mencicipi daging marmut mengatakan, rasanya sama seperti daging ayam kampung dan kelinci.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara