Begini Rasanya Naik Bus di Luar Negeri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Bus

Begini Rasanya Naik Bus di Luar Negeri

- detikTravel
Kamis, 11 Apr 2013 15:46 WIB
Bus di Jepang (Farchan/d'Traveler)
Jakarta - Bus tidak hanya jadi akomodasi favorit di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Pengalaman naik bus di setiap negara pun berbeda. Inilah ragam pengalaman naik bus di luar negeri yang asyik dan berbeda.

detikTravel sejak Senin-Rabu (8-10/4/2013) mengumpulkan aneka kisah para traveler yang berpergian naik bus. Salah satunya adalah kisah-kisah naik bus di luar negeri.

Traveler bernama Farchan Noor Rahman berbagi pengalaman naik busnya saat liburan di Jepang. Mengapa ia memilih bus karena lebih murah dibanding naik kereta peluru Shinkansen. Bus yang dipilihnya adalah sleeper bus untuk mengantarnya dari Tokyo ke Kyoto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebetulan saat itu sedang promo, ia bisa mendapat tiket dengan harga 5.500 Yen atau Rp 500 ribu sekali jalan. Tidak berangkat dari terminal, bus ini mengangkut penumpang dari meeting point yang tertera pada tiket. Berbedanya, saat naik bus di Negeri Sakura ini, semua terasa lebih teratur.

Saat naik, semua penumpang didaftar ulang dan bagasi diletakkan sesuai urutan turun dengan sangat rapi. Interior bus bisa dibilang sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Kala itu, Farchan memilih kelas Relax yang bisa dikategorikan sebagai kelas bisnis karena masih ada kelas di atasnya.

Bagian dalam bus ditutup dengan kain hitam sehingga cahaya dari luar tidak bisa masuk ke dalam. Perjalanan 7 jam dari pukul 23.00 hingga 06.00 pagi pun bisa berlangsung dengan lebih nyaman.

Setiap kursi mendapatkan ruang kaki yang cukup dan ruang untuk merebahkan bagian belakang kursi. Uniknya, di atas kursi terdapat tudung yang bisa digunakan untuk menutup kepala dan mata jika ingin tidur. Ditambah dengan adanya sakelar di setiap kursi.

Perjalanan sangat nyaman dengan tarikan gas yang lembut dan tenang. Ia pun sempat mengintip ke luar jendela dan melihat sendiri laju bus yang tenang, tidak rajin menyalip seperti kebanyakan bus di Indonesia.

Bus ini pun berhenti di rest area setiap dua jam sekali untuk memberi kesempatan pada penumpang untuk buang air atau membeli makanan serta minuman. Bus sampai di tempat tujuan pada waktu yang tepat seperti tertulis di tiket, tidak terlambat satu menitpun. Luar biasa!

Dari Jepang, beralih ke Korea. Traveler bernama Citra Natalia ingin jalan-jalan ke kawasan Apgujeong tepatnya ke Rodeo Street di Seoul, Korea Selatan. Nahas, ia bersama temannya tidak berhasil menemukan dimana Rodeo Street. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dengan bus. Sayangnya, mereka tidak mengerti tulisan Korea untuk mencari tahu jenis dan tujuan bus.

Dengan berbekal sedikit bahasa Hangul, mereka menaiki bus yang menuju Sungkyungkwan University. Tapi, mereka malah menjauhi tujuan awal dan berakhir di terminal. Saat itu sudah pukul 24.00 waktu setempat dan mereka masih terdampar di terminal. Syukurnya ada orang yang bisa sedikit berbahasa Inggris dan dengan senang hati menolong mereka berdua.

Singkat cerita, mereka diberi rute baru untuk naik bus agar sampai tujuan. Setelah naik, mereka lupa harus turun di mana. Namun baiknya, sang supir mengingatkan mereka berdua untuk turun di halte yang telah diberitahukan untuk pindah bus.

Lalu naiklah mereka ke bus selanjutnya dan mengalami sedikit masalah karena tidak memiliki kartu untuk bayar bus sehingga harus bayar dengan uang tunai. Tapi, sang supir tidak menerima uang pecahan besar sedangkan mereka hanya memiliki 5.000 Won.

Mereka ditolong oleh salah seorang penumpang yang dengan baik hati memberikan uang 2.000 Won dengan cuma-cuma. Akhir cerita, mereka pun sampai di tempat tujuan setelah berkali-kali ditolong orang baik.

Cerita ketiga sekaligus cerita terakhir datang dari traveler bernama Gina Siregar yang liburan ke London. Ia bersama kedua temannya naik bus double decker. Kedua temannya duduk sementara ia berdiri agar lebih enak mengobrol.

Di tengah jalan, saat mereka bertiga sedang asyik bercanda, tiba-tiba bus mengerem mendadak. Ini membuat Gita kaget dan memencet tombol stop tiba-tiba yang ada di tiang karena ingin berpegangan. Lalu, bus yang sudah melaju tiba-tiba berhenti karena tombol tersebut dipencet.

Karena tidak sengaja, ia pun meminta maaf kepada sang supir. Dengan baik hati, sang supir melanjutkan perjalanan dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Untung saja!

(shf/aff)

Hide Ads