"Warga Malaysia menyebut durian sebagai raja dari dinasti buah-buahan. Menarik bukan?" tutur Noorsahin, warga asli Malaysia yang menemani detikTravel berkeliling Kuala Lumpur beberapa waktu lalu.
Jika bosan ke mal, lanjut Noorsahin, ada baiknya Anda mencicipi durian asal Malaysia. Namanya Musang King, yang berbeda varietas dengan durian Medan atau Monthong sekalipun. Di tengah perjalanan, Noorsahin bercerita tentang adat memakan durian di Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musang King hanya boleh dimakan saat buahnya matang dengan sendirinya. Tidak boleh dipetik. Menurut Noorsahin, kalau meemtik langsung dari pohonnya, konon rasanya akan hambar meski telah berwarna kuning.
"Jadi harus menunggu buah durian ini jatuh sendiri dari pohonnya. Baru kita bisa memakannya," tambah Noorsahin.
Nah, yang harus diperhatikan, wisatawan tak boleh minum alkohol seperti vodka atau anggur sekalipun. Noorsahin memperingatkan, Anda bisa mabuk berat bahkan tak sadarkan diri kalau makan Musang King usai minum alkohol!
Untuk mencicipi durian khas Malaysia ini, bertolaklah ke Jalan Alor di Kuala Lumpur. Hanya 5 menit berjalan kaki dari stasiun monorail Bukit Bintang. Di sepanjang jalan ini banyak penjual makanan. Maklum, Jalan Alor memang jadi pusat kuliner malam. Meja dan kursi makan memenuhi jalanan.
Noorsahin berhenti di sebuah kios yang menjajakan durian. Si penjual memberikan durian berukuran bola sepak takraw, kemudian membukanya. Wangi durian dan warna buahnya memang menggoda.
Saat dicoba, nyammm.. Benar seperti yang dikatakan Noorsahin, durian ini sangat lembut. Tekstur dagingnya tebal dan rasa manisnya cukup kuat.
"Harganya berbeda-beda lho. Musang King ada yang 20 RM (Rp 62.000) sampai 25 RM per kilonya (Rp 78.000)," ungkap Noor.
Nama Musang King konon diambil dari sebuah gua di Kelantan. Namanya Gua Musang. Tapi yang paling membuatnya terkenal tentu saja rasa dan aromanya. Baunya harum namun tidak menyengat. Dagingnya tebal dan bijinya kecil dan tak mengandung terlalu banyak air.
Dari rasanya, durian ini memang sulit ditulis dengan kata-kata. Memang berbeda dengan durian Medan atau Petruk di Indonesia. Coba saja sendiri kalau sedang berkunjung ke Kuala Lumpur dan sekitarnya!
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum