Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi

Ady Candra - detikTravel
Jumat, 09 Mar 2018 14:40 WIB
loading...
Ady Candra
Candi Gumpung
Landscape Komplek Muara Jambi
Komplek Candi Muara Berada pada pinggir Sungai Batang Haru
Candi Tinggi
Candi Astano
Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi
Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi
Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi
Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi
Jejak Kerajaan Sriwijaya di Candi Muara Jambi
Jakarta - Komplek Muara Cambi merupakan salah satu komplek candi terluas di Indonesia, dan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berada di Provinsi Jambi.Candi Muara Jambi adalah salah satu peninggalan kejayaan Kerajawaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu di Kepulauan Indonesia. Dibangun antara abad ke-9 hingga abad ke-12 M, kawasan candi Muara Jambi merupakan komplek candi bergaya Hindu dan Buddha terluas di Indoenesia. Membentang 7,5 km sepanjang Sungai Batanghari dengan luas total keseluruhan mencapai 260 ha. Akses jalan darat menuju komplek candi muara jambi sudah cukup baik dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dari pusat kota Jambi.Selain itu wisatawan juga menggunakan jalur sungai dengan menyewa perahu penduduk lokal dengan jarak tempuh sekitar 20 menit. Bangunan candi terbuat dari batu merah dengan pahatan ber-relief, hal ini berbeda dengan candi-candi di Pulau Jawa yang menggunakan batu alam atau batu kali.Arsitektur bangunan didominasi oleh pengaruh ajaran Buddha, tapi di beberapa bangunan juga dipengaruhi oleh ajaran Hindu. Saat ini sebagian besar candi-candi tersebut berupa gundukan tanah (menapo) yang belum diokupasi. Gundukan tanah menyerupai bukit, masyarakat setempat menyebutnya dengan Bukit Segalo atau Bukit Perak. Jumlah candi keseluruhan adalah 110 bangunan candi yang berdiri pada 39 kelompok candi.Sampai saat ini telah merenovasi 9 (Sembilan) candi sejak tahun 1978, antara lain Candi Kota Mahligai, Candi Kedaton, Candi Gendong Satu, dan candi Astano. Landscape komplek Candi Muaro Jambi menandakan bahwa daerah ini merupakan pusat, peradaban yang maju pada masa lalu, pemduduk telah menggunakan teknologi kanal sebagai sarana transportasi, distribusi pangan dan sistem drainase pencegah banjir.Setiap tahun komplek candi Muara Jambi tempat perayaan waisak oleh umat Buddha yang datang dari penjuru indoenesia dan luar negeri seperti Tibet, Thailand dan Myamar. Pada tahun 2017 dihadiri oleh 3.000 Bikhsu, sehingga tempat perayaan terbesar kedua setelah candi Borobudur.
Hide Ads