Fenomena Embun Es di Dieng, Ini 5 Candi di Kawasan Tersebut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fenomena Embun Es di Dieng, Ini 5 Candi di Kawasan Tersebut

Tim Detikcom - detikTravel
Senin, 27 Jul 2020 16:04 WIB
Kompleks Candi Arjuna Dieng, Banjarnegara pada tahun 2019.
Fenomena embun es yang menyelemuti kompleks candi di Dieng (Uje Hartono/detikcom)
Jakarta -

Fenomena embun es atau juga dikenal dengan embun upas di kawasan dataran tinggi Dieng kembali muncul mendekati akhir Juli 2020. Kejadian ini lantas menjadi trending topic di Twitter. Sebenarnya fenomena serupa biasa dijumpai pada bulan-bulan di musim kemarau mulai Mei sampai Agustus.

Fenomena alam ini selalu jadi daya tarik bagi traveler. Sayangnya untuk saat ini, tak semua traveler bisa melihat fenomena embun es di Dieng tersebut. Kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah itu masih dibuka terbatas akibat pandemi COVID-19 sejak Maret 2020 lalu.

Sejumlah kawasan wisata di dataran tinggi Dieng menurut rencana pemerintah daerah setempat baru akan dibuka penuh pada Agustus 2020 mendatang. Fenomena embun es di Dieng sebelumnya terjadi pertengahan Juni 2020 lalu. Saat itu suhu di kompleks Candi Arjuna turun hingga minus 2 derajat celsius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie ketika itu menjelaskan embun upas itu terjadi karena intrusi kering dari Australia kuat di wilayah Jawa Tengah. Hal ini mengakibatkan berkurangnya uap air dan membuat pembentukan awan berkurang.

"Dengan tidak terbentuk awan, outgoing solar radiation dari gelombang panjang permukaan bumi menjadi tinggi. Selain itu outgoing solar radiation yang tinggi juga menyebabkan suhu udara turun drastis sehingga pada dini hari suhu dapat mencapai di bawah titik beku," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sering berselimut es saat musim kemarau membuat nama kawasan wisata dataran tinggi Dieng tenar sebagai salah satu destinasi unggulan. Para traveler bisa menikmati beragam tempat wisata di Dieng. Mulai dari telaga, gunung, kawah, sampai savana yang masing-masing memiliki keunikan.

Selain itu, traveler juga bisa mengunjungi sejumlah tempat wisata budaya seperti candi-candi peninggalan kerajaan Hindu yang semakin terlihat menarik dalam balutan fenomena embun es di Dieng.

Sebenarnya terdapat 9 candi yang masuk dalam kawasan candi Dieng yang terletak sekitar 2000 meter di atas permukaan laut. Berikut 5 candi di antaranya:

1. Candi Arjuna

Candi Arjuna berdenah bujur sangkar 6x6 meter. Atap candi terdiri dari tiga lapis , ukurannya makin ke atas makin kecil, paling atas puncak yang berbentuk buah keben atau ratna. Seperti yang dikutip dari situs Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud bentuk atap Candi Arjuna mirip dengan atap candi gaya India Selatan atau gaya Dravida.

Pada tahun 1924 seorang arkeolog Belanda yang meneliti Candi Arjuna berpendapat bahwa ukuran dan bagian-bagian Candi Arjuna mengikuti aturan Vastusastra atau sistem arsitektur tradisional Hindu di India.

Candi Arjuna masuk dalam kompleks Candi Arjuna bersama empat candi lainnya yakni Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Kompleks candi ini merupakan yang paling populer. Para traveler paling banyak menikmati fenomena embun es di Dieng dari tempat ini.

2. Candi Bima

Candi Bima menunjukkan pengaruh India yang kuat. Hal ini dapat terlihat dengan bentuk atap yang terpengaruh oleh dua gaya dari India yakni gaya India Utara tampak pada atap yang berbentuk menara tinggi sekaligus gaya India selatan ditunjukkan dengan adanya atap bertingkat.

Gabungan dua gaya itu sekaligus menjadi keistimewaan Candi Bima. Karena sampai saat ini perpaduan India Selatan dan Utara itu hanya dijumpai pada candi Bima.


3. Candi Gatotkaca

Candi ini terletak di depan Museum Kaliasa. Sebenarnya masih ada candi lain di sekitar Candi Gatotkaca yakni Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk, dan Candi Gareng. Namun hanya bangunan Candi Gatotkaca yang masih berdiri itupun dengan bagian atas yang hilang.

Candi Nakula dan Candi Sadewa hanya tumpukan batu yang disusun seadanya. Tumpukan-tumpukan batu ini terdapat di sekitar Candi Gatotkaca. Sementara, Candi Petruk dan Candi Gareng sudah tidak dapat ditemukan lagi sisanya.

4. Candi Setyaki

Candi ini terdiri dari satu candi induk, tidak terdapat candi perwara. Akan tetapi, yang menarik dari candi ini adalah terdapat bangunan berbentuk batur yang mirip seperti bangunan dharmasala, terletak di sebelah barat bangunan candi yang dibangun sekitar abad ke-8 ini.

Saat ditemukan Candi Setyaki bagian yang tersisa hanya pondasi kaki. namun sisa-sisa komponen bangunannya masih berada di sekitar bangunan candi tersebut. Baru pada tahun 2008 dilakukan pembongkaran bangunan candi dan pemugaran kembali hingga bagian kaki candi dan tubuh.


5. Candi Dwarawati

Candi ini terletak di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara di lereng Gunung Prau. Candi Dwarawati di dataran tinggi Dieng memang tidak seterkenal Candi Arjuna atau Candi Gatotkaca karena letaknya yang tersembunyi. Ukurannya yang tidak terlalu besar membuatnya sulit dilihat dari kejauhan.

Di kawasan Candi Dwarawati sebenarnya terdapat tiga candi lain yakni Candi Pandu, Candi Margasari, dan Candi Parikesit. Namun ketiganya hanya tersisa berupa tumpukan batu. Namun dari kawasan ini tak luput juga dari fenomena embun es di Dieng yang bisa dilihat para traveler.




(pal/erd)

Hide Ads