Ajang lari maraton semakin populer di Indonesia, kepopuleran ini terlihat dari antusias masyarakat yang semakin meningkat untuk mengikuti gelaran tersebut. Yang terbaru tentu saja ajang Pocari Sweat Run Indonesia 2024 yang digelar di Bandung minggu lalu dan diikuti oleh sekitar 42 ribu pelari.
Ajang maraton seperti ini diklaim oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bisa menjadi ajang promosi pariwisata dan meningkatkan pergerakan UMKM.
"Ini luar biasa menggerakkan seluruh masyarakat untuk hidup sehat, tapi juga menggerakkan ekonomi. Karena, tentunya ini bagian daripada sport tourism pariwisata berbasis olahraga. Selamat mudah-mudahan ini bisa ditingkatkan ke depan," kata Sandi dalam postingan Instagram pada Senin (22/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain ajang lari maraton juga tidak terlepas dari penolakan warga sekitar. Karena membuat warga terganggu akibat kemacetan panjang di sekitar ajang maraton, dan seringkali menimbulkan sampah yang berhamburan di jalan setelah acara tersebut digelar.
"Terima kasih sudah bikin Bandung Macet dan kotor pak. Terima Kasih sudah mengundang orang kasar dan arogan dan sombongnya bukan main untuk datang ke bandung," tulis salah satu netizen di kolom komentar Instagram Sandiaga Uno.
Namun Sandi menjelaskan, hal itu bisa diatasi jika ada edukasi dan komunikasi yang baik dengan warga sekitar.
"Oleh karena itu kita harus terus sosialisasikan dan edukasi masyarakat Bandung dan Jawa Barat karena ini salah satu syarat dari sebuah kota yang akan menyediakan marathon berkelas dunia," kata dia (22/7/2024).
Lalu bagaimana untuk menemukan titik tengah yang saling menguntungkan dari ajang lari maraton? Apakah ajang olahraga maraton ini mendongkrak pariwisata daerah? Ikuti diskusinya bersama redaktur detikTravel dalam Editorial Review.
Masih berbicara mengenai olahraga, ajang bergengsi sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) kembali digelar oleh Pemkab Banyuwangi. Sport tourism ini dipercaya akan membawa nama Indonesia di kancah internasional. Lantas, sejak kapan Tour de Ijen hadir? Apa dampaknya bagi pariwisata Banyuwangi? Saksikan ulasan selengkapnya bersama reporter detikJatim dalam Indonesia Detik Ini.
Sementara itu, bagi anda yang bingung dalam membuang minyak goreng bekas atau minyak jelantah, Sunsetalk menghadirkan komunitas Jelantah4Change yang mengedukasi masyarakat bagaimana cara mengolah minyak goreng bekas agar bermanfaat. Ikuti bincang santainya bersama J. Anton Witono selaku Founder Jelantah4Change soore ini jelang matahari terbenam.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"
(ppy/ppy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol