Dua landmark itu adalah Tugu Nol Kilometer Sabang dan titik perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Merauke. Lebih dari sekedar pembatas geografis, rupanya dua landmark tersebut sudah jadi destinasi wisata.
detikTravel pernah mengunjungi kedua landmark tersebut dengan jangka waktu yang berbeda jauh beberapa waktu lalu. Dimulai dari Titik Nol Kilometer di Sabang yang ada di Provinsi Aceh, sesuai namanya yang berarti tugu inilah penanda titik awal Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugu Nol Kilometer menjulang di sisi tebing setinggi 22,5 meter di atas permukaan air dengan bentuk lingkaran berjeruji. Tugu ini menghadap langsung Samudera Hindia, sehingga tidak ada daratan melainkan lautan biru membentang luas yang bisa dilihat. Cantik sekali...
Bagian Tugu Nol Kilometer dicat putih dan bagian atasnya adalah lingkaran menyempit seperti mata bor. Lihatlah ke puncak tugunya, ada burung Garuda menggengam angka nol.
Di sini, Anda juga bisa mendapatkan sertifikat yang berisi nomor urut pengunjung Tugu Nol Kilometer, sebagai oleh-oleh. Silakan berdiri di dalam tugu ini, yang menandakan Anda sudah berada di nol kilometer Indonesi, di ujung barat Nusantara!
Sekarang, beralih ke ujung timur Indonesia di Merauke, Papua. Di sana ada Tugu Kembaran Sabang yang ada di Distrik Sota. Inilah penanda ujung timur Indonesia sekaligus kembarannya Tugu Nol Kimoeter di Sabang. Tapi ternyata, ujung timur Indonesia masih jauh dari sana.
Anda harus berjalan sekitar 10 km lagi untuk benar-benar tiba di titik perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Masih di Distrik Sota, titik perbatasan tersebut ada di suatu taman luas yang dikenal dengan sebutan Taman Merah Putih. Sebelum tiba di sana, Anda bakal melintasi suatu gapura besar yang bertuliskan 'Goodbye and See You Again Another Day'.
Taman ini dijaga oleh polisi bernama Ipda Ma'ruf Suroto. Dia sudah ada di taman ini sejak tahun 2005 silam. Dia jugalah satu-astunya orang yang menjaga wilayah perbatasan tersebut. Dia memberikan cat merah putih ke tiap bangunan di sana, mulai dari bangku taman hingga ayunan bermain.
Kalau benar-benar ingin ke Papua Nugini, Anda masih bisa berjalan kaki sejauh 150 meter. Di sanalah terdapat zona netral yang dipenuhi oleh banyak kayu ketapang dan pohon kayu putih. Tak ada manusia yang tinggal di sana.
Setelah tiba di sana, terdapat suatu batu kecil bertuliskan 23,8 yang hanya seukuran sekitar setengah meter. Angka 23,8 menandakan tanggal dan bulan ditandai titik akhir batas timur Indonesia oleh tim survei dari Indonesia dan Australia pada tahun 1967. Setelah batu itu, tanah selanjutnya adalah tanah Papua Nugini. Artinya Anda sudah ke luar negeri!
Taman Merah Putih memiliki suasana yang rindang. Banyak pepohonan dan ada rumah semut yang besar di sana. Yang unik, Anda bakal sering berjumpa warga Papua Nugini yang sering lalu-lalang di sana. Mereka biasanya datang berkelompok dan memiliki border pass yang dipegang oleh ketuanya. Data border pass tersebut sudah tercatat di kantor imigrasi dan sah.
Mereka biasanya membeli beberapa barang-barang dari Merauke untuk dijual ke negaranya, pun sebaliknya. Perawakan mereka mirip dengan masyarakat Papua, bedanya hanya lebih tinggi, kurus, dan hidung lebih mancung. Inilah suasana khas Merauke, ujung timur Indonesia yang tak dapat Anda temukan di tempat lain.
Ayo, jelajahi kedua landmark penanda ujung barat dan ujung timur Indonesia ini. Ada banyak pemandangan cantik dan kisah-kisah seru yang akan Anda dapatkan.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum