Saat detikTravel bersama rombongan dari Hotel Santika Purwokerto berkunjung ke pabriknya minggu lalu, tampak lima orang koki sedang memanggang nopia. Uniknya proses pemanggangan tidak dilakukan dengan mesin modern tapi secara tradisional.
Nopia dibuat dari adonan gula Jawa yang dibungkus terigu. Kemudian memiliki lima ragam rasa seperti coklat, durian, pandan, brambang (bawang), serta gula jawa itu sendiri. Setelah dibentuk seperti telur, kue bulat tersebut dimasukkan ke dalam oven tradisional. Seperti apa bentuknya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kue khas Banyumas itu lalu ditempel di dinding oven tanpa perekat. Menurut Teguh Santosa, pemilik bisnis nopia yang dilabeli dengan nama 'Uci', nopia menempel di dinding oven karena bantuan terigu. Untuk itu, terigu yang digunakan harus bagus, tidak boleh kiloan.
Nopia dipanggang sekitar 15 menit dan diangkat memakai alat dari besi. Terkadang beberapa nopia jatuh ke bawah dan tidak bisa dijual hanya bisa dinikmati oleh pemiliknya.
Satu kata yang bisa diucapkan setelah mencicipi nopia, enak! Sebenarnya rasanya mirip bakpia cuma kental dengan gula Jawa. Teguh pun mengklaim bahwa nopia tidak memakai bahan pengawet atau campuran apa pun selain terigu dan gula merah tapi tidak akan kadaluarsa sampai empat bulan.
"Ini empat bulan kuat karena bahan bakunya awet lama, tak ada campuran lain, mengembangnya juga kedorong sama gula Jawanya, jadi nggak pakai soda," ujarnya tanpa ekspresi kepada detiktravel di kawasan Sukaja, Banyumas, Purwokerto, Jumat (25/10/2013).
Teguh menambahkan, resep nopia sebenarnya berasal dari orang China yang datang ke Indonesia. Ia mengajarkan resep tersebut ke salah satu penduduk Banyumas. Sejak saat itulah, nopia disukai dan menjadi salah satu makanan khas Banyumas.
Selain nopia, ada pula mino kepanjangan dari mini nopia. Mino memiliki bentuk kecil-kecil tapi mempunyai kandungan serta rasa yang sama. Bagi Anda yang ingin mencicipinya, harga nopia dibandrol Rp 15 ribu per pak. Ada pula keripik tempe serta sale keju yang dijual dengan harga Rp 17 ribuan.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!