Gua Batu Hapu di Desa Batu Hapu, Kabupaten Tapi, Kalimantan Selatan, punya panorama yang cantik. Traveler bisa menyusuri desa menuju gua ini dengan jalan kaki, sambil menikmati kehidupan desa dan nuansa alam pegunungan.
Mulut gua ini benar-benar besar. Tak sedikit kelelawar keluar masuk gua ini. Saat masuk ke bagian dalam, stalagit dan stalagmit mencuat dari atas dan bawah. Makin banyak kelelawar yang bergelantungan di langit-langit gua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alkisah, zaman dahulu kala hidup seorang janda miskin bersama putranya. Janda itu bernama Nini Kudampai, sedangkan anaknya bernama Angui. Ketampanan Angui memikat hati seorang saudagar bernama Keling. Atas izin ibunya, Angui pun 'dipelihara' oleh Keling di pulau seberang.
Terlena harta Keling, Angui malah menjadi boros dan serakah. Keling pun tak mau memeliharanya lagi. Tapi Angui kemudian bekerja keras hingga punya harta berlimpah, dan ingin berlayar ke kampung halaman untuk bertemu ibunya.
Tetapi sampai di kampung halamannya, Angui tidak mengakui ibunya yang gembel. Sebelum kata-kata meluncur dari mulut ibunya, topan pun datang dan menghempas kapalnya. Kapal dan segenap isinya konon terdampar di antara Tambarangan dan Lawahan. Kapal dan seisinya ini sekarang menjadi Gua Batu Hapu.
Traveler bisa menyambangi gua ini dari Kota Rantau (43 Km) atau Kota Banjarmasin (154 Km). Dari Banjarmasin, waktu tempuhnya sekitar 3 jam sampai ke Kabupaten Tapin dengan melewati Kota Intan Martapura. Traveler juga bisa bermalam di rumah penduduk setempat, dan menikmati masakan rumahan mereka.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum