detikTravel berkesempatan berkunjung ke Filipina atas undangan AirAsia pada Kamis (22/5/2014). Kami mendarat di Bandara Ninoy Aquino di Metro Manila, Filipina pada sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Penerbangan dari Kuala Lumpur memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Dengan menumpang bus yang cukup lawas, kami menuju ke Terminal 4. Bangunannya tak besar. Begitu masuk ke pintu kedatangan, para penumpang langsung dihadapkan dengan antrean imigrasi yang sangat panjang.
Tak ada petunjuk yang jelas di mana penumpang berpaspor asing dan penumpang berpaspor Filipina harus mengantre. Sehingga beberapa kali ada penumpang yang harus pindah antrean, tentu dengan terpaksa harus kembali mengambil posisi antrean paling buncit.
Tempatnya yang sempit membuat suasana antrean tampak semakin penuh. Belum lagi AC yang tak befungsi sehingga udara di dalam gedung menjadi sangat gerah.
Tiap ruang di gedung terminal ini dibatasi dengan dinding kaca, sehingga sedikit mengurangi kesan sempit. Sementara langit-langit tampak masih belum rampung direnovasi.
Langit-langit bandara ini memang pernah ambruk pada 2011. Tak heran media massa baik internasional maupun lokal Filipina pun menyebutkan, ini adalah salah satu bandara terburuk di dunia.
Begitu selesai melalui loket imigrasi, penumpang langsung masuk di ruangan pengambilan bagasi. Ada dua ban berjalan di ruangan yang tidak luas itu. Terminal 4 tercatat bisa menampung 969 orang dalam waktu yang sama. Bangunan ini memang tua, dibangun pada 1948.
Kemudian menuju pintu keluar, penumpang tak perlu berjalan jauh. Sekitar 15 meter dari ruang pengambilan bagasi, kami sudah sampai di pintu keluar bandara. Karena saat itu bertepatan dengan jam pulang kerja, jalanan di sekitar bandara cukup padat. Ruas jalannya juga sempit sehingga di beberapa titik terjadi kemacetan.
Rupanya, 'kemacetan' pada antrean tak hanya terjadi pada saat kedatangan. Kejadian ini terulang kembali waktu keberangkatan dari bandara. Untungnya, ruang tunggu di terminal keberangkatan dilengkapi pendingin udara. Namun di Terminal 4, tak ada satupun toko oleh-oleh. Hanya ada toko makanan dan mie instan di sana.
Toko makanan, minuman dan oleh-oleh justru ada di terminal keberangkatan domestik. Jadi, lebih baik pastikan oleh-oleh Anda sudah terbeli sebelum berangkat ke bandara ini untuk pulang. Yang paling penting, siapkan waktu lebih lama untuk mengantre di bandara ini!
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia