Salah satu alasan wisatawan melakukan perjalanan ke suatu daerah adalah karena ingin melihat budaya dan adat istiadat. Bicara soal budaya, maka ada banyak hal yang bisa dilihat, mulai dari pakaian adat hingga tarian dan tak ketinggalan soal senjata tradisional.
Ini adalah pengalaman saat saya traveling ke Desa Bawomataluo di Teluk Dalam, Nias beberapa waktu lalu. Saat itu, saya menyaksikan tarian perang dari masyarakat setempat yang diikuti puluhan orang. Kostumnya hitam-hitam dan membawa pedang serta tombak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini namanya pedang Tologu yang zaman dulu digunakan untuk berperang atau menjaga diri. Bedanya, pedang ini punya kekuatan gaib yang tak terlihat di bola rotan ini," ujar salah satu pria penari perang kepada saya.
Jika dilihat lebih dekat, bola tersebut ukurannya ternyata cukup besar. Menurut pria tersebut, beberapa pedang ada yang menggunakan rotan dan ada juga yang menggunakan taring dan dibentuk menjadi sebuah bola.
Selang beberapa hari selanjutnya, saya melanjutkan perjalanan ke Museum Pusaka Nias yang ada di Kota Gunungsitoli atau sekitar 2 jam lebih dari Teluk Dalam. Beruntung, ada empat pedang Tologu yang dipajang dalam kaca.
Lalu, ada juga informasi di depan kaca tersebut yang menjelaskan pedang Tologu asalnya dari Desa Bawodobara di Teluk Dalam. Bola rotan yang ada di sarung pedangnya ternyata bernama rago.
Benar kata pria penari perang hari sebelumnya di Desa Bawomataluo, sesuai informasi yang saya baca, bola rotan atau rago dipercaya dapat mengalirkan kekuatan dan kekebalan secara magis untuk si pemilik pedang. Pedang ini pun sebagai simbol kemegahan para bangsawan di Nias pada zaman dulu.
Pedang Tologu jadi bagian dari budaya di Nias yang menarik untuk dikenal. Salah satu senjata tradisional asli Indonesia yang mungkin belum banyak wisatawan tahu.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana