Ini Patung Pembersih Dosa Para Pemburu Kepala Manusia di Nias

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Patung Pembersih Dosa Para Pemburu Kepala Manusia di Nias

- detikTravel
Selasa, 05 Agu 2014 08:20 WIB
Patung Siraha Horo di Museum Pusaka Nias (Afif/detikTravel)
Gunungsitoli - Ada sesuatu yang unik di Museum Pusaka Nias, di Gunungsitoli. Museum ini menyimpan patung Siraha Horo yang pada zaman dulu diyakini sebagai pembersih dosa dari para pemburu kepala manusia. Begini kisahnya...

Museum Pusaka Nias ada di Jl Yos Sudarso No 134 A, Gunungsitoli. Museum ini memiliki 6.000 koleksi mulai dari batu-batu megalitikum, baju adat, perkakas rumah tangga sampai senjata tradisional asli Nias. Bisa dibilang, segala hal tentang budaya dan sejarah Pulau Nias ada lengkap di sana.

Salah satu koleksi yang bisa bikin Anda mengerenyitkan dahi adalah patung Siraha Horo. Lokasinya ada di sebelah kanan dari pintu masuk museumnya, seperti saat detikTravel berkunjung ke Museum Pusaka Nias beberapa waktu yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patung Siraha Horo bentuknya kecil, tidak sampai satu meter tingginya. Keunikan patung ini punya dua tanduk yang panjang dan terdapat ukiran alat kelamin pria pada bagian bawahnya.

Menurut informasi yang terpampang di Museum Pusaka Nias, Patung Siraha Horo ternyata digunakan sebagai pembersih dosa. Bukan untuk orang sembarangan, tapi pembersih dosa bagi para pemburu kepala manusia di Nias!

Para pemburu kepala manusia harus membersihkan diri dengan berdoa pada patungnya setelah melakukan perburuan. Hal itu dilakukan agar anggota keluarganya tidak ada yang kena malapetaka.

Pembersihan diri juga dilakukan dengan patung Siraha Horo sebelum melakukan perburuan. Para pemburu kepala manusia diharuskan meminta perlindungan, keselamatan, dan keberhasilan. Dua tanduk di patungnya adalah simbol hubungan dengan dewa yang berada di langit.

Mengutip situs Museum Indonesia, ada cara khusus untuk berdoa dengan patung Siraha Horo ini. Para pemburu kepala manusia berdoa sambil menggosokannya ke punggung dan badan.

Patung tersebut ditemukan di Nias Selatan di kawasan sekitar Teluk Dalam. Tapi sayang, di papan informasi di Museum Pusaka Nias tidak dijelaskan secara rinci lokasi penemuannya.

Saya pun mencoba mencari tentang para pemburu kepala manusia di Nias. Dari berbagai situs dan informasi, diyakini praktek kanibal pernah ada di Desa Gomo yang ada di sekitar Teluk Dalam pada zaman dulu kala. Mungkinkah, patung Siraha Horo berasal dari sana?

Saat itu pun, saya tidak dapat bertemu dengan pemandu museum sehingga informasi yang didapat kurang lengkap. Saya juga tidak mau menelan mentah-mentah informasi yang didapat dari internet.

Satu pertanyaan besar membekas di benak saya hingga saat ini, siapa para pemburu kepala manusia di Nias itu? Lalu, untuk apa sebenarnya mereka berburu kepala manusia?

Anda bisa membuktikannya sendiri dengan datang ke Museum Pusaka Nias untuk melihat patungnya.

(sst/sst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads