Surabaya boleh berbangga, karena taman kotanya telah diakui dunia, setidaknya se-Asia. Penghargaan yang diterima pada November 2013 lalu di Asian Townscape Awards merupakan pencapaian tersendiri bagi Surabaya.
Tak heran jika banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk melancong ke taman ini saat sedang liburan ke Surabaya. Banyak sekali yang bisa didapat di taman ini, mulai dari rekreasi hingga pendidikan dan budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taman yang sempat rusak karena salah satu acara program swasta ini juga dilengkapi dengan sarana edukasi dan olahraga. Sehingga, tidak hanya bisa jogging, namun pengunjung yang datang juga bisa bermain olahraga lain, salah satunya skate board.
Anak-anak pun akan betah bermain di sini, lantaran ada playground area. Di sini, beragam mainan anak seperti jungkat jungkit dan perosotan bisa ditemui dan dimainkan dengan bebas oleh pengunjung.
Menjadi yang terbaik, taman ini bebas dari sampah. Karena ada banyak tempat sampah yang telah disediakan pihak taman yang bisa digunakan pengunjung. Kebersihan ini juga butuh bantuan kesadaran dari para pengunjungnya, termasuk Anda.
Jika ingin mengenal lebih dalam mengenai kebersihan. Taman ini memiliki sarana pembelajaran terutama dalam hal pengolahan air dan pengolahan sampah.
Saat akhir pekan, taman ini akan ramai oleh pengunjung. Karena menjadi salah satu titik car free day yang rutin diadakan setiap minggu.
Lalu, siapa sangka kalau Taman Bungkul ternyata juga tempat wisata ziarah. Di sana ada makam Ki Supo atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Bungkul. Dia adalah salah satu ulama Majapahit dan masih terhitung saudara ipar Raden Rahmad atau Sunan Ampel.
Kawasan di sekitar Taman Bungkul juga menjadi tempat wisata kuliner. Yang terkenal di sini adalah Rawon Kalkulator, yang sering didatangi wisatawan sambil main ke Taman Bungkul.
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit