Suku Dani di Papua Punya Mumi & Tradisi Potong Jari!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Papua

Suku Dani di Papua Punya Mumi & Tradisi Potong Jari!

- detikTravel
Kamis, 04 Des 2014 10:15 WIB
Suku Dani di Papua Punya Mumi & Tradisi Potong Jari!
(Husni Mubarak Zainal/d'Traveler)
Wamena - Papua memiliki suku-suku tradisional dengan berbagai keunikan. Suku Dani yang tinggal di Wamena masih memegang teguh adat leluhur. Mereka memiliki tradisi potong jari dan menyimpan mumi sesepuh mereka!

Dikumpulkan oleh detikTravel saat berkunjung ke sana beberapa waktu silam, inilah hal-hal menarik mengenai mumi yang disimpan Suku Dani dan tradisi potong jari yang disusun Kamis (4/12/2014):

1. Mumi di simpan di dalam rumah

(Afif/detikTravel)
Mumi di Wamena berwarna hitam dan bentuknya cukup seram. Mumi ini disimpan di dalam Honai yang merupakan rumah adat Suku Dani. Mumi dikeluarkan saat ada wisatawan yang berkunjung saja.

Suku Dani masih berkeyakinan terhadap leluhur. Mereka menyimpan mumi dari keturunan terdahulu untuk menghormati para leluhurnya. Mumi diyakini bisa membawa keuntungan bagi perekonomian desa.

2. Bentuk mumi

(Afif/detikTravel)
Mumi di sini berbeda dengan mumi di Mesir. Mumi ini tidak diperban tetapi menggunakan ikat kepala dan ada juga yang menggunakan koteka. Hal ini menandakan bahwa pakaian adat juga ikut serta 'dimumikan'.

Mumi yang ada di Papua ini warnanya hitam dan posisinya tidak tidur terlentang seperti mumi yang biasa kita lihat di televisi. Mumi dalam posisi duduk dan kepalanya menatap ke langit. Mulut mumi terlihat menganga dan kedua tangannya memegang lutut.

3. Proses pengawetan mumi

(Afif/detikTravel)
Proses pengawetan jenazah memakan waktu lama. Orang yang mengawetkan jenazah pun tidak boleh sembarangan. Syaratnya, yang melakukan harus dari pihak keluarga dan orang tersebut tidak boleh minum air putih, makan ubi bakar dan tebu tanpa dicuci.

Untuk langkah awal, jenazah dijemur dan dikeringkan di gua. Kemudian jenazah jenazah diletakan di atas api lalu ditusuk dengan tulang babi. Tujuannya untuk membuang lemak tubuh jenazah. Jenazah pun mengering dan menjadi mumi.

4. Potong jari untuk ungkapan belasungkawa

(Afif/detikTravel)
Setiap manusia memiliki cara masing-masing untuk mengungkapkan belasungkawa, begitu pula dengan Suku Dani. Wanita Suku Dani masih ada yang melakukan tradisi potong jari (iki palek) sebagai ungkapan belasungkawa bagi keluarga atau kerabat dekat.

Selain potong jari rupanya masih ada tradisi lain untuk ungkapan belasungkawa yaitu potong telinga. Dalam tradisi yang disebut Nasu Palek ini yang dipotong adalah sebagian kecil daun telinga.

Bagi masyarakat luar mungkin tradisi potong jari dan telinga terlihat ekstrem. Tetapi inilah bentuk penghormatan dan belasungkawa yang paling dalam bagi Suku Dani. Pada zaman modern seperti inipun masih ada anggota Suku Dani yang menjalankan tradisi ini.

5. Cara pemotongan jari

(Husni Mubarak Zainal/d'Traveler)
Pemotongan jari dilakukan oleh orang terdekat. Ruas jari dipotong dengan kampak batu.

Setelah pemotongan selesai dilakukan, obat-obatan tradisional dibalurkan di ruas jari yang tadi dipotong. Obat tradisional ini cukup ampuh untuk mengobati luka pemotongan.

6. Pemotongan jari tidak membatasi aktivitas

(Afif/detikTravel)
Jika kita bayangkan, sebuah jari yang sudah tidak utuh bisa mengganggu aktivitas harian. Tapi ternyata hal tersebut tidak dialami oleh wanita Suku Dani yang melakukan tradisi pemotongan jari.

Meskipun tradisi ini membuat ruas jari berkurang, mereka tidak mengalami keterbatasan dalam beraktivitas. Kegiatan sehari-hari seperti menanam ubi dan memberi pakan babi masih dapat dilakukan seperti biasa.
Halaman 7 dari 7
(aff/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads