Bagi sebagian kalangan pasti berpandangan sop ubi merupakan makan dengan bahan baku ubi yang memiliki kuah berasa manis. Namun di Toraja Sop Ubi merupakan campuran singkong goreng, daging ayam kampung, kacang tanah, mie bihun, laksa dan daun seledri. Sementara kuah sop sendiri kuah kaldu ayam yang memiliki cita rasa gurih.
"Aslinya ini merupakan makanan dari Makassar, tetapi bedanya dengan di Toraja. Sop ubi di sini memakai laksa untuk dapat membuat kenyang perut," ujar pemilik warung makanan sop ubi Adolf Fina yang biasa dipanggil Ma'uni di Jalan Enrekang tak jauh dari mesjid agung di Toraja Utara, Jumat (26/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warung ini sebelumnya di depan mesjid Agung, kita pindah di sini baru beberapa bulan," ujar Ma'uni yang merupakan mualaf.
Lokasi warung ini terletak di perkampungan Islam. Traveler tidak perlu meragukan halal atau tidak makanan itu. Sebabnya pasutri pemilik warung merupakan penganut agama Islam.
"Di sini Muslim minoritas, tapi tetap bisa dipastikan kalau ini halal. Sop ubi merupakan alternatif bagi wistawan Toraja muslim," ujarnya.
Ma'uni menjelaskan dalam kesehariaannya warung ini sangat diminati masyarakat sekitar. Kedua pasutri ini pun meraup rezeki cukup melimpah di musim libur natal seperti ini.
"Kalau lagi ramai bisa 40 sampai 50 mangkok. Kalau rata-rata perhari bisa mengantongi Rp 300-400 ribu per hari," tutupnya.
Bagi anda yang hendak mencoba Sop Ubi bisa datang ke perkampungan muslim di Jalan Enrekang. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp 12.000 perut kembali terisi penuh dan dapat melanjutkan petualangan anda di Tana Toraja.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas
Kagetnya Hotel Syariah di Mataram, Putar Murotal Ditagih Royalti Rp 4,4 Juta