Bangunan Cagar Budaya Ini Dikepung Gedung Bertingkat Ibukota

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bangunan Cagar Budaya Ini Dikepung Gedung Bertingkat Ibukota

- detikTravel
Rabu, 04 Mar 2015 07:50 WIB
Gedung Candra Naya yang terletak di antara gedung bertingkat (Randy/detikTravel)
Jakarta - Terletak di komplek Green Central City di Jalan Gajah Mada, Jakarta, bangunan cagar budaya Candra Naya seakan luput dari perhatian. Bangunan sejarah etnis Tionghoa di Batavia ini, memang dikepung gedung bertingkat.

Umumnya, hampir semua orang mengenal kawasan Kota Tua Jakarta, namun hanya sedikit yang tahu soal bangunan Candra Naya. Bangunan peninggalan tuan tanah berdarah Tionghoa, Khouw Tian Sek, diperkirakan dibangun pada tahun 1807 untuk menyambut kelahiran anaknya.

Setelah Khouw Tian Sek tutup usia, bangunan di Jalan Gajah Mada 188 tersebut berpindah ke tangan salah satu anaknya yang bernama Khouw Tjeng Tjoan. Di tangannya, bangunan utama berubah menjadi kantor, dan bagian belakangnya menjadi rumah tinggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepemilikan pun berpindah kembali ke tangan Khouw Kim An yang merupakan anak dari Khouw Tian Sek. Khouw Kim An pun menjabat sebagai mayor Tionghoa yang bertugas untuk mengurusi kepentingan orang Tionghoa. Sayang ia ditangkap Belanda dan wafat di Cimahi pada 13 Februari 1945.

Pada tahun 1962, bangunan Candra Naya sempat disewa oleh Perhimpunan Sosial Sin Ming Hui, dan mendapat nama Tjandra Naja, sebelum kemudian namanya berubah jadi Candra Naya. Pada awalnya bangunan tersebut ingin dipindahkan ke TMII, namun ditolak oleh banyak orang.

Barulah pada tahun 2012, bangunan utama Candra Naya diselamatkan dan dipugar menjadi bagian dari komplek hunian dan komersial terpadu Green Central City (GCC). Adapun bangunan berlantai dua di belakang kolam tidak dapat diselamatkan.

Uniknya, tepat di depan Candra Naya berdiri Hotel Novotel. Sedangkan di belakangnya berdiri apartemen yang menjulang tinggi. Sulit dipercaya kalau bangunan cagar budaya seindah itu, terletak persis di tengah gedung bertingkat ibukota.

Sedangkan di bagian belakang Candra Naya, terdapat kolam teratai yang punya gazebo dengan sentuhan Tiongkok yang berwarna merah. Kemudian di bagian kiri kanannya terdapat bangunan yang juga kental dengan nuansa Tionghoa.

Secara keseluruhan, eksterior dan interior Candra Naya dipertahankan seperti aslinya. Di dalamnya memang tidak terdapat furnitur sama sekali, namun sejumlah pigura dan hiasan masih terlihat di dalamnya.

Di sisi kiri bangunan, dapat dijumpai sebuah restoran peranakan yang masih masuk dalam komplek bangunan. Jika lapar, pengunjung dapat bersantai sambil mengisi perut di sana. Adapun Candra Naya makin cantik dilihat pada malam hari.

BACA JUGA: Kedai Kopi di Jakarta Ini Ada di Rumah yang Berusia 148 tahun

Menariknya, siapa pun yang berkunjung ke Candra Naya tidak dipungut bayaran sama sekali. Sesekali terlihat petugas kemanan yang melintas di sekitaran gedung. Saat detikTravel berkunjung beberapa waktu lalu, kebersihannya juga sangat terjaga.

Sekedar informasi, Candra Naya juga pernah digunakan sebagai gedung Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok dahulu kala. Apabila berkunjung ke daerah Gajah Mada, sempatkan untuk mengagumi keindahan arsitektur Candra Naya.

(rdy/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads