Liburan Anti Mainstream di Bali, Melihat Budidaya Rumput Laut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Liburan Anti Mainstream di Bali, Melihat Budidaya Rumput Laut

Kurnia Yustiana - detikTravel
Senin, 01 Jun 2015 17:10 WIB
Lokasi budidaya rumput laut di Desa Lembongan, Bali (Kurnia/detikTravel)
Klungkung - Liburan di Bali jangan melulu pantai. Cobalah mampir ke lokasi budidaya rumput laut di Pulau Nusa Lembongan. Di sana, traveler bisa menyaksikan aktivitas petani sembari menikmati indahnya pemandangan di tepi laut.

Penduduk Nusa Lembongan, Bali sebagian besar berprofesi sebagai petani rumput laut. Wisatawan bisa melihat lokasi budidayanya di Desa Lembongan. Tempat ini pun bisa menjadi alternatif wisata selain pantai.

detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta berkesempatan mampir ke lokasi budidaya pekan lalu atas undangan dari Permata Bank. Dari gerbang masuk sudah terlihat hamparan laut dan perbukitan yang indah. Di bagian pesisirnya, tampak kayu-kayu berjejer membentuk pagar persegi yang digunakan untuk menanam rumput laut.

Banyak petani yang hilir mudik mengangkat rumput dari pesisir pantai. Ada yang menggendongnya, ada pula yang menaruh sekeranjang besar rumput laut di atas kepalanya.

Tampak pula petani yang baru kembali dari mengumpulkan rumput laut dengan perahu. Mereka lalu duduk di tempat yang agak lapang, memilah dan mengikat rumput untuk ditanam di tempat yang telah tersedia.

"Ditanam 30 hari nanti dipanen. Dijemur bisa 3 hari kalau enggak ada mataharinya," ujar seorang petani rumput laut yang tak menyebutkan namanya, sembari mengikat rumput laut yang ia dapat.

Rumput laut yang baru dikumpulkan biasanya langsung diikat untuk ditanam selama satu bulan. Setelah itu baru dijemur di tanah lapang. Lalu petani akan memilah mana saja bagus dan akan dijual.

"Ini diekspor, kegunaannya banyak. Ini untuk kosmetik, jelly, kemudian pembungkus kapsul," ujar Trisno, Waka Cruise Director yang juga berperan sebagai pemandu tur, seraya menunjukkan segenggam rumput laut.

Jika penasaran, traveler bisa berkunjung kemari kapan saja dan tanpa biaya masuk. Bagi traveler yang ingin beli suvenir, di sini juga ada beberapa kios yang menjajakan benda-benda khas Bali untuk buah tangan.

(Kurnia Yustiana/Sri Anindiati Nursastri)

Hide Ads