Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Kamis (8/7/2015), tradisi malam Nujuhlikur biasanya dilaksanakan oleh Suku Serawai di Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Dalam tradisi Nujuhlikur masyarakat akan membakar Lujuk, yaitu tempurung kelapa yang telah disusun vertikal seperti obor.
Malam Nujuhlikur ini artinya adalah malam ke-27. Tradisi itu pun diselenggarakan setiap malam ke-27 di bulan Ramadan. Sejak siang hari sebelum Nujuhlikur berlangsung, anak-anak di daerah setempat sudah mulai membuat Lujuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada permukaan tempurung yang paling atas akan disiram minyak tanah untuk mempermudah proses pembakaran. Lujuk yang akan dibakar ini jumlahnya tak hanya satu. Jumlahnya bisa semakin banyak, tergantung dari tempurung kelapa yang berhasil dikumpulkan.
Malamnya, setelah selesai salat tarawih barulah Lujuk dibakar. Warga setempat, dari anak-anak hingga dewasa, akan berkumpul di tempat yang telah ditentukan untuk ikut meramaikan tradisi ini.
Sembari menunggu api di Lujuk itu padam, warga setempat akan menikmati makanan sambil bercengkerama. Hubungan antar tetangga pun bisa makin erat dengan adanya tradisi malam Nujuhlikur.
Selain warga setempat, wisatawan dari daerah lain yang penasaran juga dipersilakan untuk ikut serta dalam tradisi tersebut. Yang pasti jika Anda menghabiskan libur Lebaran di Bengkulu, jangan lewatkan tradisi yang meriah ini!
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya