Sekalipun mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, namun umat Islam di sana juga memiliki tradisi lebaran. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, umat Islam di Bali melakukan tradisi Ngejot, atau bagi-bagi makanan kepada tetangga.
Tradisi Ngejot di Bali selalu dilakukan oleh umat Islam Bali setiap Hari Raya Idul Fitri. Dihimpun detikTravel, Kamis (9/7/2015) tradisinya kurang lebih mirip seperti Hari Raya Galungan atau Kuningan bagi umat Hindu.
Di Bali, tradisi Ngejot dilakukan oleh umat Muslim di Kampung Islam Kepaon, Denpasar Selatan atau di Muslik Pegayaman di Kabupaten Buleleng. Jika warga Hindu ngejot makanan berupa urab, lawar, daging babi, maka umat muslim ngejot makanan khas Lebaran, seperti opor ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan Megibung di Kampung Islam Kepaon ini dimulai menjelang bedug tanda berbuka puasa berbunyi. Satu persatu warga berdatangan ke Masjid Al Muhajirin. Mereka berkumpul di teras masjid sembari menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Saat waktunya tiba, kolak dan berbagai jajanan pun dibagikan.
Usai menyantap kolak, warga pun bersiap mengikuti salat maghrib. Setelah salat, barulah warga melakukan makan bersama dengan cara Megibung. Semua berbaur, ada Melayu, Bugis, Palembang, maupun dari Bali sendiri. Mereka berkelompok 4-5 orang, kemudian dibagikan makanan dalam nampan dan lanjut makan bersama.
Tak hanya warga setempat, warga dari luar pun turut larut dalam kebersamaan itu. Traveler juga bisa coba ikut Megibung di masjid-masjid Bali. Sementara di Hari Raya Idul Fitri nanti, traveler juga bisa ikut menerima Ngejot dari warga sekitar.
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!