Berkunjung ke Siak, Wajib Mampir Masjid Raya & Makam Sultan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkunjung ke Siak, Wajib Mampir Masjid Raya & Makam Sultan

Silvia Galikano - detikTravel
Selasa, 04 Agu 2015 12:30 WIB
Masjid Raya Syahabuddin Siak yang tak jauh dari sungai (Silvia/detikTravel)
Siak - Sebelum Pekanbaru, pusat kekuasaan di Riau adalah Kabupaten Siak. Dahulu inilah pusat Kesultanan Siak. Traveler yang berwisata ke Siak wajib mengunjungi Masjid Raya Syahabuddin serta makam Sultan Syarif Kasim II.

Makam Sultan Syarif Kasim II berada di dalam pekarangan Masjid Raya Syahabuddin. Jika berjalan kaki, hanya memakan waktu 10 menit ke arah timur Istana. Ini adalah raja yang namanya diabadikan menjadi nama bandara di Pekanbaru. Dia juga merupakan seorang pahlawan nasional.

detikTravel berkunjung ke makam ini pekan lalu. Makam Syarif Kasim II (Sultan Siak XII, 1892-1968) berada di tengah makam-makam lain. Makam Syarif Kasim II ditutup kain kuning yang menggantung dari langit-langit hingga menutup sebagian makam, menyisakan 10-15 cm saja dari dasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan Makam Koto Tinggi yang memuat banyak makam, yang dimakamkan satu lokasi dengan Sultan Syarif Kasim II hanya empat orang. Yakni Permaisuri I Tengku Agung (mangkat 1929), Pangeran Tengku Embong ayah dari Permaisuri Tengku Agung, Tengku Temenggung paman dari Sultan Syarif Kasim II, Syarifah Fadlon (mangkat 1987) istri ke-4 Sultan Syarif Kasim II, dan Tengku Mansoer bin Chalid yang bergelar Panglima Raja (mangkat 1991) yaitu anak sepupu Sultan Syarif Kasim II.

Makam Syarif Kasim II dan keluarga ramai dikunjungi tiap menjelang Ramadan dan pada acara Resam, yakni memperingati wafatnya Syarif Kasim II tiap 23 April. Peziarah datang untuk berzikir di makam. Perempuan yang hendak berziarah disarankan mengenakan tudung dan tidak sedang haid.

Menziarahi makam agaknya satu paket dengan mengunjungi Masjid Syahabuddin atau dikenal dengan sebutan Masjid Raya Siak. Arah hadapnya ke Sungai Siak dengan jarak hanya 10 meter dari sungai. Catnya berwarna kuning terang dengan aksen hijau.

Cat dalam ruangnya putih beraksen hijau. Di tengah-tengah ruangan tergantung lampu gantung yang besar dan cantik. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Siak X Sultan Syarif Kasim I, berkuasa 1864-1889.

Menurut pemandu detikTravel, di masa itu Belanda semakin banyak campur tangan dalam urusan pemerintahan dan istana di Kerajaan Siak. Apapun yang dilakukan Sultan harus mendapat restu pihak Belanda.

Menyadari keadaan yang tak menguntungkan bagi pemerintahannya, Sultan mengalihkan perhatian ke bidang sosial dan agama. Dia mendirikan masjid dan surau-surau, termasuk Masjid Syahabuddin, serta membuat mahkota kerajaan sebagai lambang Kerajaan Siak.
Β 
Sultan juga mengarahkan pemerintahannya pada perbaikan ekonomi. Perdagangan disemarakkan, perkebunan dan armada laut diaktifkan kembali.

Saat berwisata ke Siak, pastikan mampir ke Masjid Syahabuddin dan Makam Sultan Syarif Kasim II. Jangan lupa juga mampir ke Istana Siak yang anggun, tidak jauh dari makam dan masjid ini.

(sst/sst)

Hide Ads