Suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara tinggal di tepi laut yang terpapar terik matahari yang luar biasa. Untuk itulah para perempuan Suku Bajo memiliki lulur wajah tradisional untuk menjaga kecantikan mereka.
Sudah sangat turun-temurun, lelaki suku Bajo selalu ada di lautan. Mulai dari tengah malam sampai sore hari, lelaki suku ini tidak ada di rumah.
Ketika detikTravel berkunjung ke Rumah Tanjap milik Suku Bajo pada akhir pekan lalu, jarang sekali terlihat lelaki Bajo. Hanya ada perempuan dan anak-anak yang berlalu lalang di teras rumah yang berdiri di atas karang, di atas jembatan kayu dan di atas perahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat kaum lelaki melaut, di rumah mereka menggunakan lulur ini untuk melindungi wajah dari sinar matahari. Ketika sore hari, perempuan-perempuan ini kemudian melakukan Palele atau menjemput suami mereka dari laut. Hasil laut yang dibawa oleh kaum lelaki kemudian dijemput dan dijual ke pasar ikan terdekat.
Masih ada lagi cerita menarik dari Suku Bajo. Sebagai orang laut, Suku Bajo juga mahir dalam pembuatan alat transportasi laut. Karena hidup di atas karang, transportasi utama mereka menggunakan perahu. Jenisnya pun beragam.
Perahu yang biasa mereka gunakan untuk pindah dari satu Rumah Tanjap ke tempat yang lain biasanya disebut Lepa Kaloko. Ada juga Lepa Diburah perahu khas suku Bajo. Jenis perahu ini adalah jenis perahu yang mereka gunakan untuk tinggal di atas laut laut lepas. Biasanya, jenis perahu ini memiliki atap rumbia dan diisi oleh satu keluarga.
Dari data yang disampaikan oleh Abdul Manan, tetua Suku Bajo, ada sekitar 1.200 Rumah Tanjap di Mola Raya. Yang menarik, satu Rumah Tanjap Suku Bajo ternyata tidak diisi oleh 1 keluarga saja, bahkan bisa sampai 4 keluarga.
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!