Sugapa, Titik Awal Pendakian ke Carstensz yang Eksotis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015

Sugapa, Titik Awal Pendakian ke Carstensz yang Eksotis

Afif Farhan - detikTravel
Selasa, 08 Sep 2015 07:30 WIB
Perjalanan menjelajahi perbukitan di Sugapa (Afif/detikTravel)
Sugapa - Papua memang sangat luas, ada Jayapura, Merauke, Nabire sampai Biak. Jangan lupakan Sugapa, desa yang penuh pemandangan eksotis dengan perbukitan hijau nan asri. Inilah titik awal pendakian ke Puncak Carstensz.

Sugapa merupakan salah satu desa di Kabupaten Intan Jaya. Satu-satunya cara ke sana, yakni dengan naik pesawat perintis dari Nabire atau dari Timika. Yang spesial tentu dari Timika, karena Anda bisa melihat gunung es sepanjang penerbangan.

Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 termasuk detikTravel, menghabiskan waktu satu hari di Sugapa pada Jumat (14/8) lalu. Di sini, kami diajak mengenal Kota Sugapa dan melihat bentangan alamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersama Maximus Tipagau, selaku penanggung jawab Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, kami diajak menyusuri Sungai Wabu. Sungai yang bersih dan airnya jadi kebutuhan sehari masyarakat setempat yang kebanyakan merupakan Suku Moni.

"Sugapa ini alamnya masih indah dan bersih. Ini jadi tempat awal pendakian kalian (jurnalis) sebelum ke Carstensz sana. Maka, kita trekking dulu, pemanasan," ujar Maximus.

Sepanjang jalan, kami disuguhi perbukitan hijau. Kanan, kiri, depan dan belakang semuanya perbukitan. Sembari menatapi keindahannya, saya sekaligus menelan ludah. Asal tahu saja, perbukitan tersebutlah yang harus kami daki nanti untuk menuju Puncak Carstensz.

Yang tambah asyik, kami bisa melihat para mama (sebutan untuk wanita yang sudah menikah) membawa noken. Sambil menuntun anaknya, mereka menaruh noken di kepala untuk mengangkat berbagai barang-barang. Dari hasil bumi, sampai kayu!

"Para mama ini kuat. Bisa mengangkat sampai 30 kg dengan noken. Cara pakai nokennya pun unik, diberatkan di kepala," kata Maximus.

Selama sekitar satu setengah jam, kami trekking menyusuri Sungai Wabu dan perbukitan di sana. Panoramanya yang indah, makin membuka pikiran saya, bahwa Papua itu memang luas dan eksotis.

Untuk rumah-rumah di Sugapa, kebanyakan sudah memakai tembok dan seng sebagai atap. Rumah-rumah honai, alias rumah adat yang bentuknya seperti jamur, sudah jarang ditemukan di sana.

Kemudian, ternyata harga barang-barang di Sugapa sangatlah mahal. Ambil contoh, harga satu botol air mineral yang di Jakarta hanya seharga Rp 5.000-6.000, di sana harganya Rp 25 ribu. Terang saja, barang-barang ke sana hanya bisa diangkut oleh pesawat sehingga harganya bisa semahal itu.

Tapi ya sudahlah, yang penting Sugapa ini pemandangannya keren banget!

(sst/sst)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
48 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads