Sugapa yang masuk dalam Kabupaten Intan Jaya, merupakan awal pendakian tim jurnalis menuju Puncak Carstensz. Pesawat carteran kami meninggalkan Timika pada Sabtu 15 Agustus 2015 pagi, melintasi Pegunungan Jayawijaya. Dari Timika, Desa Sugapa berada di belakang Pegunungan Jayawijaya.
Setelah mendarat di bandara perintis itu, Maximus Tipagau, selaku ketua Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 dan ketua Yayasan Somatua mengajak tim jurnalis untuk berjalan-jalan di Sugapa. Sepanjang jalan, kami disuguhi perbukitan hijau. Para mama -sebutan untuk wanita yang sudah menikah- membawa tas noken di kepalanya yang berisi hasil bumi sampai kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 20 menit berjalan kaki dari pusat Sugapa, tim jurnalis akhirnya bertemu dengan kepala Suku Moni, Oktovianus Sondegau.. Dia tinggal di dekat Sungai Wabu dan rumahnya masih berupa honai. Rumah-rumah adat ala suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan di Papua.
"Umurnya sudah 75 tahun, dia punya istri 22," kata Maximus sembari mengajak tim jurnalis bersalaman dan berfoto-foto dengannya.
Perawakannya sederhana. Giginya sudah ompong dan tubuhnya bungkuk. Sayangnya, Oktovianus tidak bisa berbahasa Indonesia dan jadilah Maximus sebagai penerjemahnya.
"Dia mulai menikah sekitar umur 15 tahun. Anaknya, kini sudah seratus lebih tapi dia masih hafal semuanya," ujar Maximus.
Yang namanya kepala suku, sudah pasti Oktovianus ini tajir. Hartanya melimpah, berupa perkebunan luas dan babi yang jumlahnya mencapai ratusan ekor. Itulah, alasan mengapa dia digilai banyak wanita dan punya banyak istri.
"Sehari-hari kerjaannya berburu dan mengurus ladang. Walau sudah punya 22 istri, mereka semua hidup sejahtera," terang Maximus.
Menariknya lagi, anak-anak dari kepala Suku Moni ini banyak yang sekolah mencapai perguruan tinggi dan melalang buana ke luar Papua. Namun untuk dirinya sendiri, dia masih betah tinggal di Sugapa. Ngomong-ngomong, masih mau tambah istri Pak?
"Mau...," katanya yang sembari tertawa.
(rdy/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan