Hari ke-9: Menghadapi Porter yang Emosi di Tengah Hutan Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Pendakian Carstensz

Hari ke-9: Menghadapi Porter yang Emosi di Tengah Hutan Papua

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 10 Sep 2015 15:30 WIB
Para pembuka jalan yang bergerak terlalu lama (Arga/Adventure Carstensz)
Ugimba - Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 kembali mengalami peristiwa menegangkan di hari ke-9. Di tengah hutan tanpa sinyal telepon dan telepon satelit, para porter naik darah dan memarahi kami. Ada apa?

Jadi begini ceritanya, hari Sabtu (22/8) yang merupakan hari ke-8 pendakian, tim jurnalis bersama para pendaki harus bermalam tanpa air. Itu disebabkan karena kami dan porter sama-sama salah menghitung jarak. Harusnya bermalam di pinggir sungai, tapi hari mulai gelap.

"Porter itu, terutama mama-mama tidak mau jalan kalau sudah gelap. Walaupun, mereka punya senter," ujar ketua tim pemandu kami, Hendricus Mutter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga apa daya, kami harus bermalam di tengah hutan yang tanpa air. Air di tiap-tiap botol minuman kami, semuanya sudah habis. Celaka dua belas.

Itu membuat kami tidak bisa memasak makanan. Jangankan begitu, untuk minum saja kami tidak bisa. Flysheet, yang digunakan untuk menampung air pun tidak cukup untuk kebutuhan kami.

Bagi kami, semua ini disebabkan oleh beberapa pria yang bertugas untuk membuka jalan, terlalu asyik berburu. Sehingga, kami hanya bisa menunggu mereka untuk mengangkat parang dan kembali membuka jalan.

Rasanya bermalam tanpa air, sungguh tidak enak. Kami hanya bisa membuka bekal sari kelapa untuk diminum airnya. Sudah begitu, keesokan harinya harus berjalan sekitar 5 jam baru bisa mendapat air.

Hari ke-9, Minggu 23 Agustus 2015, kami sampai di Sungai Jernih. Kami sungguh senang akhirnya bisa kembali menenggak air dan memasak makanan untuk makan. Tapi tak diduga, pimpinan porter, Malama malah marah kepada kami.

"Ini bagaimana. Kami buka jalan sementara kalian malah makan-makan dan minum-minum. Ini tidak baik, saya marah," tegas Malama.

Hendricus Mutter, langsung mencoba menenangkannya. Dia menjelaskan, kalau tim jurnalis butuh air dan istirahat lebih lama. Apalagi, cuaca mendung dan cukup berbahaya jika memaksa memasuki hutan yang dipenuhi lumut.

Mungkin, Malama merasa tidak dihargai. Dia dan rekan-rekannya capek membuka jalan, tapi kami hanya duduk-duduk saja. Saya dan semua tim lainnya, hanya bisa diam seribu bahasa. Hanya Hendricus saja, yang berdiplomasi dengannya.

Rekan-rekan pendaki yang biasanya ceria dan suka tertawa, juga cuma menundukan kepala. Kami semua memasak, meski beberapa lainnya terlihat sibuk membereskan barang-barang.

Rupanya, ada satu hal lain yang bikin Malama emosi. Menurut cerita dari beberapa porter yang sudah dekat dengan saya, Malama menyuruh anak buahnya untuk dibikinkan kopi. Anak buahnya pun mendatangi kami dan meminta air panas.

Kami bilang, kalau air sudah matang dan tinggal diambil saja. Namun rasanya, dia salah tangkap. Dia merasa kami tidak memberikan air karena pancinya tidak boleh dibawa.

Aduh... Kami semua hanya bisa geleng-geleng kepala saja. Karena malas bedebat panjang, semua porter dan para pria yang bertugas membuka jalan kami panggil untuk membawa gelas masing-masing dan menyeduh air panas. Tak butuh waktu lama, suasana kembali menjadi cair.

Beberapa pendaki mengaku sudah ketakutan. Apalagi, posisi kami semua sebagai turis dan merekalah yang punya wilayah. Andai kata sesuatu terjadi pada kami, kami bisa memberi kabar kepada siapa? Telepon satelit tidak ada dan begitu pula sinyal telepon selular.

Hendricus, layak diberi jempol. Dirinya yang tetap kalem dan sabar mengatasi emosi para porter, membuat semua menjadi tenang. Dia pun memutuskan untuk bikin tenda di pinggir Sungai Jernih dan meminta tim untuk beristirahat. Besoknya, siap-siap kembali melewati bukit-bukit yang medannya lebih berat!

(rdy/Aditya Fajar Indrawan)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
Ekspedisi Jurnalis Carstensz
48 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads