Ardeshir Yaftebbi, satu dari tiga pemandu tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz mengatakan, waktu terbaik mendaki Puncak Carstensz yakni di musim panas. Sebab kalau musim hujan, pendakian dengan tali dan teknik panjat tebing ke puncaknya akan sangat sulit dan berbahaya.
"Enaknya musim panas, tapi sekarang kalau ditanya kapan musim panas ya tidak tentu," ujarnya kepada tim jurnalis, Sabtu malam (29/8) kemarin setelah berhasil mengantar kami ke Puncak Carstensz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bulan-bulan yang baiknya dihindari adalah saat Desember. Saat itu, masyarakat Ugimba yang menjadi porter tidak akan mau berjalan karena mempersiapkan Hari Raya Natal.
"Mereka kalau Natal tidak mau jalan sampai Januari kira-kira," ujarnya yang sudah lima kali berdiri di Puncak Carstensz.
Pria asal Aceh ini pun menegaskan, pendakian ke Puncak Carstensz baiknya dibatasi 10 orang. Puncaknya sendiri tidak sanggup menampung orang lebih banyak dari itu.
"Maksimal 10, itu juga sudah crowded. Kita kan naiknya pakai tali dan harus mengantre. Kalau ada yang lama, pendakiannya bisa lebih lama," katanya.
Air, menjadi hal kecil yang sering terlupakan. Menurut Ardeshir, baiknya para pendaki menyiapkan air semenjak dari Basecamp Danau-danau. Karena begitu tiba di kaki Puncak Carstensz, sudah tidak ada sumber air lagi.
"Karena dingin, orang jadi malas minum sehingga menyebabkan dehidrasi," tegasnya.
Ada banyak operator tur yang siap membawa para pendaki ke Puncak Carstensz, salah satunya yakni Adventure Carstensz yang juga menjadi sponsor Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015. Ayo menabung mulai dari sekarang, untuk bisa berdiri di puncak tertinggi Indonesia!
(aff/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol