Hendricus Mutter, ketua tim pemandu Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 berbagi banyak cerita pengalamannya dengan orang Papua. Khususnya mereka yang ada di pedalaman, seperti dari Desa Sugapa dan Ugimba. Tak ayal, dirinya sudah sejak tahun 2013 menjadi pemandu bagi para pendaki yang mau mendaki Puncak Carstensz dan sudah akrab oleh masyarakat di sana.
"Mereka itu takut sama setan. Saya pernah iseng mau cerita setan hantu eh malah diomelin. 'Jangan cerita nanti dia (Suanggi) datang!', begitu katanya," ujar Hendricus sembari tertawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ah, Suanggi itu tidak baik. Dia bentuknya bola api dan terbang," katanya.
Malama sepertinya malas menceritakan tentang Suanggi. Berarti, benar yang dikatakan Hendricus. Tapi saya yang masih penasaran, terus mencoba untuk bertanya.
"Dia itu malam-malam terbang ke atas rumah-rumah. Dia bisa membunuh orang, bahaya," ujarnya.
Maka dari itu, masyarakat setempat tidak akan berani keluar atau keluyuran di malam hari. Mereka lebih memilih tinggal di dalam rumah. Mereka sangat takut dengan yang namanya Suanggi.
Dari berbagai informasi yang saya dapatkan, Suanggi merupakan cerita rakyat yang dipercaya oleh orang-orang di Indonesia bagian timur seperti Maluku sampai ke Papua. Namun bentuknya berbeda-beda, ada yang menyebut manusia dengan mata merah dan gigi yang tajam, hewan, atau seperti bola api seperti apa yang dipercaya oleh orang-orang Papua.
Suanggi pun sebenarnya bisa dibilang sebagai ilmu hitam. Suanggi dikirim oleh orang-orang yang punya ilmu tersebut dan mengirimnya untuk membunuh orang yang tidak disukainya.
"Orang yang kena Suanggi, bisa mati," kata Malama singkat.
Syukur, kami dari tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 tidak menemukan hal-hal aneh sepanjang perjalanan 7 hari berjalan kaki melalui rute Sugapa-Ugimba-Tambua-Basecamp Danau-danau. Begitu pun ketika sedang bertenda malam hari di dalam hutan.
"Kamu jangan bicara-bicara Suanggi, itu tidak baik," tegas Malama menegur saya.
(aff/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum