Kisah Makam Pangeran Wiraguna & Asal Muasal Nama Ragunan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Sisi Lain Jakarta

Kisah Makam Pangeran Wiraguna & Asal Muasal Nama Ragunan

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 08 Okt 2015 09:37 WIB
Makam Pangeran Wiraguna (Afif/detikTravel)
Jakarta - Ragunan adalah sisi lain Jakarta yang menyimpan banyak cerita. Apakah benar Ragunan berasal dari nama Pangeran Wiraguna? Mari kita kuak sejarahnya.

Bagi kamu yang sering melintasi Jl Pejaten Barat, Jakarta Selatan baik hendak menuju ke kawasan Warung Buncit atau menuju Kemang, pasti melihat plang bertuliskan Makam Pangeran Wiraguna. Plang yang berada tidak jauh dari AIS (Australian International School).

Kalau sudah tahu, selanjutnya kamu pasti bertanya-tanya. Siapa sih Pangeran Wiraguna itu? Hidup di zaman kapan? Atau, apa peninggalan-peninggalannya untuk warga Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikTravel melakukan penelusuran sejarah makam Pangeran Wiraguna pada Selasa (6/10/2015) kemarin. Jalan masuk ke makamnya memang kecil, malah tidak terlihat seperti jalan umum karena tertutup tambal ban dan warung kecil. Namun ternyata, jalannya muat untuk dua motor. Dari sana, tinggal ikuti jalan saja dan sampailah ke pemakaman. Rumah bercat hijau di tengahnya, adalah makam dari Pangeran Wiraguna.



Dengan izin sang juru kunci, detikTravel memasuki makam Pangeran Wiraguna yang berwujud sebuah rumah. Makam yang cukup bersih dan terawat dengan banyak tulisan-tulisan yang berisikan larangan untuk mempercayai siapa pun selain kuasa Tuhan. Selain itu ada juga spanduk dan tulisan imbauan yang bertuliskan kalau ziarah ke makam adalah untuk mengingat kematian dan meyakini Sang Maha Kuasa.

Versi sejarah soal Pangeran Wiraguna yang umum, termasuk yang tercantum di situs Perpustakaan Nasional menyebutkan kalau Pangeran Wiraguna adalah orang Belanda yang bernama Hendrik Lucaasz Cardeel. Di abad ke-17, pria yang merupakan ahli bangunan ini menawarkan pembangunan Keraton Surasowan Banten yang terbakar kepada Sultan Ageng Tirtayasa. Dia pun masuk Islam dan diberi gelar Pangeran Wiraguna.

Sejarah menyebutkan, dia lalu dipindahkan ke Batavia (nama Jakarta di masa penjajahan Belanda) untuk memperluas sayap kekuasan sultan. Namun ketika dia pamit untuk kembali ke Belanda, dikabarkan dia kembali ke agama semulanya, Kristen. Lalu, nama Pangeran Wiraguna yang berjasa di Jakarta tersebut diabadikan sebagai nama Ragunan yang merupakan nama kawasan dimana dia tinggal selama di Batavia.

detikTravel pun berbincang dengan juru kunci atau orang yang bertanggung jawab atas makam tersebut. Dia adalah seorang wanita yang ternyata tidak menetap di dekat pemakamannya, melainkan di wilayah lain di Jakarta Selatan. Dia pun enggan disebutkan namanya.



"Saya bukan titisan atau keturunan, tapi melalui seleksi terlebih dulu dan sudah ditunjuk dari dulu. Sebenarnya, ada banyak versi dan kepercayaan masing-masing mengenai sejarah kehidupan Pangeran Wiraguna," ujarnya.

Wanita yang berusia 35 tahun itu, memiliki versi lain soal sejarah Pangeran Wiraguna. Menurut dia, Pangeran Wiraguna adalah anak dari Brawijaya V yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Majapahit di abad ke-15.

Pangeran Wiraguna sebenarnya merupakan nama gelar, bukan nama asli. Untuk nama aslinya, sayang juru kunci tersebut enggan memberi tahu karena dianggapnya bisa membuat gempar.

Kembali ke soal sejarah, Pangeran Wiraguna lahir sebagai pemeluk Agama Islam. Hal yang cukup bikin kaget, karena Kerajaan Majapahit sendiri adalah Kerajaan Buddha. Tapi itu bukan masalah bagi ayahnya.



"Berbeda dengan anak-anak yang lain, Pangeran Wiraguna justru tertarik dengan ajaran dan penyebaran agama Islam. Agama yang sama dengan ibunya. Dia pun lalu menyebar Islam ke wilayah Jakarta yang saat itu namanya bukan Jakarta dan masih masuk kekuasaan Majapahit," paparnya.

Diyakini, lokasi makam yang sekarang adalah tempat tinggal Pangeran Wiraguna di masa lalu. Masyarakat setempat pun menyebutnya dengan nama kompi. Julukan yang diberikan oleh orang Betawi pada zaman dulu yang berarti seseorang yang dituakan atau dihormati.

"Pangeran ini memiliki kelebihan, dapat menyembuhkan sakit atau membantu orang yang punya masalah dan sebagainya. Tapi tentu, itu merupakan kuasa Tuhan dan dia hanya sebagai perantara saja. Dia pun tidak beristri dan tidak memiliki keturunan," ucapnya.

Ada yang unik ketika detikTravel masuk ke dalam rumah makam Pangeran Wiraguna. Yang dijumpai bukanlah kuburan, melainkan satu kasur dan kelambu yang ukurannya besar. Di bawah ranjang barulah terdapat makam yang bagian permukaan tanahnya tertutup batu. Seolah dikesankan ini adalah tempat tinggal, bukan kuburan sang pangeran. Sang juru kunci pun mengungkapkan hal yang di luar nalar.



"Menurut kepercayaan sebagian orang dan orang-orang tua di sana, Pangeran Wiraguna belum meninggal alias masih ada sampai sekarang. Hanya saja dia tidak dapat terlihat, yang mana hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya," ungkapnya.

Hal tersebut, tentu kembali kepada kepercayaan masing-masing orang. Soal ziarah ke makam, ternyata makam Pangeran Wiraguna selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru dari Pulau Jawa.

Masih banyak versi-versi lain mengenai sejarah Pangeran Wiraguna yang masih berselimut misteri. Bagi kamu yang penasaran dan ingin melihat makamnya, silakan datang ke RT 05/03, Kampung pekayon, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lebih enak lewat Jl Pejaten Barat karena lebih dekat.

Misteri tetaplah menjadi misteri. Siapa saja berhak percaya atau tidak suatu cerita. Makam Pangeran Wiraguna ini pun layak masuk dalam daftar, sisi lain Kota Jakarta yang orang belum tahu.

(aff/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Sisi Lain Jakarta
Sisi Lain Jakarta
18 Konten
Liputan khusus sisi lain Jakarta, tempat unik dan luput dari perhatian
Artikel Selanjutnya
Hide Ads