Keliling Jakarta tak harus selalu naik kendaraan. Wisata ke tempat bersejarah di ibukota dengan jalan kaki pun tak kalah seru, apalagi ditemani pemandu yang informatif.
Jakarta Good Guide menyediakan pilihan tur jalan kaki dan tur privat untuk keliling berbagai tempat bersejarah di ibukota. Tur ini baru didirikan sejak 2014 oleh 2 pria yang peduli dengan pariwisata Jakarta, yaitu Pracandha Adwityo dan Farid Mardhiyanto.
Salah satu tujuannya adalah untuk menunjukkan kalau Jakarta menyimpan banyak cerita. Jakarta mempunyai banyak bangunan yang sarat dengan sejarah bangsa, serta asyik untuk dijelajahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taman di depan Bappenas (Kurnia/detikTravel)
Farid mengatakan awalnya kebanyakan turis asing yang ikut tur jalan kaki. Tapi sekarang juga sudah banyak turis lokal Jakarat yang ikut tur. Dalam tur jalan kaki, ada 5 rute yang bisa dipilih peserta, yaitu Monas, Kota Tua, Glodok, Menteng dan Pasar Baru.
Tur berlangsung selama sekitar 2 jam dan traveler akan diajak melihat aneka tempat bersejarah seperti museum, gedung peninggalan Belanda yang kini sudah menjadi kantor atau restoran dan lain sebagainya. Para pemandu akan menceritakan sejarah masing-masing tempat sembari berjalan kaki.
Tidak semua bangunan yang dilewati dalam tur akan dimasuki. Karena ada beberapa bangunan bersejarah yang menjadi rumah pribadi, sekolah ataupun pusat pemerintahan. Jika tidak masuk, pemandu tetap akan menceritakan kisah menarik dari bangunan tersebut dan peserta tur bisa memotret dari luar.
detikTravel mencoba mengikuti tur jalan kaki dari Jakarta Good Guide. Rute yang dipilih ada Menteng. Ada sekitar 8 tempat tujuan yang akan didatangi dengan berjalan kaki. Untuk rute Menteng, meeting point ada di Taman Suropati.
Kantor Bappenas di Menteng, Jakarta (Kurnia/detikTravel)
Dari Taman Suropati, bangunan bersejarah yang pertama kami tuju adalah gedung Bappenas. Bangunan tersebut dibangun pada tahun 1925. Sejak awal dibangun, gedung ini mengalami beberapa kali alih fungsi hingga kini menjadi kantor Bappenas.
"Gedung ini yang masih asli cuma yang di tengah. Banyak rumor bawahnya ada basement rahasia tapi belum ada yang bisa konfirmasi," kata Farid.
Setelah menceritakan berbagai hal tentang gedung Bappenas, perjalanan dilanjutkan ke Gereja Paulus. Gereja tersebut didirikan tahun 1936 dengan arsitektur khas Eropa. Dulu namanya ada Nassaukerk karena letaknya di pojok jalan Nassauboulevard.
Dari gereja, kami jalan kaki sedikit ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi di sebelahnya. Farid menceritakan berbagai kisah perumusan teks yang mengubah nasib bangsa Indonesia itu selama di museum.
Setelah dari Museum, tujuan berikutnya adalah SDN Menteng 01 di Jalan Besuki No 4. Sekolah ini dulunya disediakan untuk anak Belanda serta bangsawan Indonesia. Namanya makin populer setelah Barack Obama yang pernah mengenyam pendidikan di SD ini menjadi Presiden AS.
Turis asing yang menjadi peserta tur jalan kaki juga biasanya sangat tertarik untuk berkunjung ke SDN Menteng 01. Walaupun saat tur memang tidak sampai masuk ke dalam SD melainkan hanya halaman depan saja, kunjungan ke SD ini tetap ditunggu-tunggu oleh peserta yang memilih rute Menteng.
Dari SDN Menteng 01, tujuan berikutnya adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR AH Nasution dan Galeri Seni Kunstkring. Gedung Galeri Seni Kunstkring jika dilihat sekilas bagian depannya mirip dengan Lawang Sewu. Bangunan ini didirikan tahun 1914 oleh arsitek berkebangsaan belanda.
"Ini dulu sempet jadi kantor imigrasi. Pernah dibuat jadi Buddha Bar. Sekarang jadi restoran," ucap Farid.
Galeri Seni Kunstkring (Kurnia/detikTravel)
Usai melihat-lihat gedung Kunstkring, kami bersiap menuju tujuan terakhir yaitu Masjid Cut Meutia. Farid pun menceritakan berbagai kisah tentang rumah ibadah ini, salah satunya adalah fakta bahwa awalnya memang gedung tersebut tidak dibangun untuk masjid.
Dengan tibanya kami di Masjid Cut Meutia, usai sudah rangkaian tur jalan kaki dari Jakarta Good Guide. Tur ini sangat menarik karena pesertanya bisa mengetahui banyak kisah terpendam di balik bangunan bersejarah yang biasanya hanya dilihat ketika melintasi Menteng.
Jika traveler tertarik wisata jalan kaki bareng Jakarta Good Guide, bisa mengirim email pendaftaran dengan menyertakan ingin tur hari apa dan berapa orang. Tur diadakan setiap hari pukul 09.00 WIB, dengan minimal 1 dan maksimal 15 peserta dalam 1 grup. Ada 5 pemandu yang stand by setiap hari untuk mengantar traveler.
Pengelola Jakarta Good Guide tidak mematok harga setiap tur jalan kaki. Sistem pembayarannya adalah bayar seikhlasnya saja atau seperti donasi. Terserah peserta saja mau memberikan berapa besar donasinya.
"Kita nggak pakemin satu orang bayar berapa. Turis lokal, manacenegara nggak kita bedain, semua sama. Jadi memang pay as you wish atau bayar seikhlasnya," tutur Farid.
Kalau traveler masih penasaran, bisa browsing tentang Jakarta Good Guide atau buka langsung situs resmi tur serta membaca ulasan di TripAdvisor. Kebanyakan peserta tur rupanya memang mengetahui tentang Jakarta Good Guide dari dunia maya.
"Kebanyakan dari internet karena kita juga ada di TripAdvisor. Jadi kalau Google Jakarta Walking Tour itu pasti muncul," ujarnya.
(/)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol