Suku Sasak yang tinggal di dusun Sade dikenal masih memegang erat tradisi yang mereka jaga hingga sekarang. detikTravel pun membuktikan sendiri hal tersebut dengan cara berkunjung ke desa wisata ini, beberapa waktu yang lalu.
Bangunan yang ada di dusun Sade semuanya masih tradisional, hampir tidak ada bangunan rumah modern di sini. Semuanya pun tampak sama, satu sama lain, tidak ada perbedaan kasta di sana. Bangunan rumah hanya dibedakan menurut fungsinya, ada Bale Barugak untuk musyawarah warga, ada Bale Tani untuk rumah sehari-hari, dan yang paling menarik adalah Bale Kodong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Wahyu/detikTravel)
"Bale itu rumah, Kodong itu artinya kecil. Jadi artinya rumah kecil. Rumah ini digunakan pasangan muda yang baru saja menikah untuk berbulan madu, honeymoon istilahnya," kata Haryadi, pemandu yang menemani detikTravel berkeliling desa Sade, sambil tersenyum.
Bale Kodong sendiri memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Jika dilihat dari ukuran, sekitar 2x4 meter, hanya seukuran satu kamar tidur saja. Selebihnya bentuk bangunannya sama, atapnya dari ilalang, dindingnya dari anyaman bambu dan lantainya dari tanah liat, seperti rumah lainnya.
Pasangan muda yang tinggal di Bale Kodong tidak akan selamanya tinggal di sana. Bale itu hanya rumah sementara, sampai sang pengantin pria mampu membangun rumah sendiri. Tidak ada waktu yang ditentukan untuk tinggal di Bale Kodong ini, bisa dalam hitungan minggu atau bulan.
Bale Kodong menjadi bukti bahwa suku Sasak ternyata bisa romantis dan telah mengenal tradisi berbulan madu. Kearifan lokal Bale Kodong ini masih bisa traveler saksikan bila berkunjung ke dusun Sade yang masih masuk wilayah Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
(rdy/shf)
Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia